Proklim di Desa Gunung Sari, RW 01, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar.(foto:ist/repro Apirl/perepat.com)
PEKANBARU (perepat.com)-Dunia internasional saat ini gencar berupaya mengendalikan perubahan iklim. Negara anggota United Nations Framework Covention on Climate Change (UNFCCC), telah berkomitmen dan berupaya mencegah kenaikan suhu global dengan penandatanganan Persetujuan Paris (Paris Agreement).
Pemerintah Indonesia telah meratifikasinya dengan UU No.16/2016, 24 Oktober 2016, tentang Pengesahan Persetujuan Paris atas Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa Mengenai Perubahan Iklim (Paris Agreement to the United Nations Framework Convention on Climate Change).
Hal ini disampaikan oleh Tenaga Ahli Menteri Bidang Komunikasi Digital dan Media Sosial Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutan (KLHK) RI, Dr Afni Zulkfili SAP MSi ketika membuka “Sosialisasi Program Kampung Iklim (Proklim) Menuju Masyarakat Berketahanan Iklim” yang ditaja Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning (FIA UNILAK) Pekanbaru, Kamis 18 Sya’ban 1442 (1 April 2021).
Pada acara yang berlangsung virtual melalui ruang maya atau aplikasi zoom meeting itu, ditegaskan Afni, sosialisasi bertujuan memberikan pemahaman mengenai ProKlim dan informasi pendaftaran ProKlim melalui Sistem Registri Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN PPI).
Upaya KLHK mengendalkian perubahan iklim juga melibatkan masyarakat pada tingkat tapak atau pada tingkatan paling kecil. Proklim menggabungkan upaya adaptasi dan mitigasi. Kampung Iklim ada di wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau dusun, dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa. Boleh pula di lingkup Pondok Pesantren dan Perguruan Tinggi.
Kebijakan Program Kampung Iklim (ProKlim) itu guna mempersiapkan masyarakat yang berketahanan iklim dan menerapkan pola hidup rendah sisa pembakaran bahan bakar (emisi) Gas Rumah Kaca (GRK). Komitmen Determinasi Kontribusi Nasional atau atau Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia, penurunan emisi GRK pada 2030, 29 persen dengan upaya sendiri hingga 41persen jika ada kerjasama internasional. Maka, ditargetkan pada 2024 terbentuk 20.000 kampung iklim di seluruh Indonesia, tukuk Afni pula.
Melibatkan Mahasiswa
Dekan FIA Unilak, Alexsander Yandra SIP MSi menyatatakan siap mengikutsertakan mahasiswa terlibat dengan proklim untuk membantu masyarakat menjaga iklim.
“Mahasiswa FIA siap menjadi relawan proklim untuk mempercepat terwujudnya kampung iklim. Akan segera ditindaklanjuti dengan menjalin kerjasama,” tekad Alexsander.
Hadir sebagai pemateri, Dra Sri Tantri Arundhati MSc selaku Direktur Adaptasi Perubahan Iklim KLHK dan Ir Tri Widayati MT Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Adaptasi Ekologi Buatan KLHK. Sengaja pula mengikutsertakan Lurah Tobek Godang, Kecamatan Bina Widya, Kota Pekanbaru, Yaser Arafat SSos, Penggerak Proklim yang sukses dan telah memperoleh sertifikat penghargaan dari KLHK RI. Sertifikat diserahkan oleh Menteri LHK, Siti Nurbaya, melalui Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kadis LHK) Provinsi Riau – Maamun Murod, kepada Yasir Arafat pada Jum’at 12 Rabi’ul Akhir 1442 27 November 2020) lalu.
ProKlim lainnya di Riau, diantaranya di Desa Gunung Sari, RW 01, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, yakni Kelompok Tani (Poktan) Rizki Mandiri.(rim/dan)