JAKARTA (perepat.com)–Guna menetapkan awal Romadhon 1442, Kementerian Agama (Kemenag) RI akan melaksanakan Sidang Isbat (penetapan), In sya’a Allaah Senin 29 Sya’ban 1442 (12 April 2021) secara daring dan luring. Hal ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat (Dirjen Bimas) Islam, Kamaruddin Amin, saat memimpin rapat persiapan Sidang Isbat Awal Ramadan 1442 H di Gedung Kemenag, Jalan Muhammad Husni Thamrin 6, Jakarta Pusat, beberapa pekan lalu.
Kemarin, Kamis 25 Sya’ban (8 April) diinformasikan, bahwa sidang isbat diadakan di Auditorium Haji Muhammad Rasjidi. Karena masih pandemi, sidang dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
“Pelaksanaan sidang isbat sesuai Fatwa Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) No. 2/2004 tentang Penetapan Awal Ramadan, Syawal dan Zulhijjah. Lazim dilakukan pada 29 bulan sebelum dan sesudahnya (Sya’ban) pada kalender hijriyah. Maksudnya sidang isbat awal Romadhon , 29 Syaban dan awal Syawal pada 29 Romadhon,” ujar Kamaruddin.
Sidang isbat bakal diawali dengan seminar posisi hilal awal Romadhon dan pelaksanaan rukyatul hilal. Secara hisab, lanjut Dirjen pula, posisi hilal awal Romadhon 1442 H sudah di atas ufuk berkisar antara 2 derajat 37 menit hingga 3 derajat 36 menit. Hasil hisab ini kemudian dikonfirmasi melalui Rukyat al-Hilal di 86 titik di seluruh wilayah Indonesia.
“Di Jakarta, rukyat al-hilal, antara lain di gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta, Kepulauan Seribu, Masjid KH Hasyim Asy’ari dan di Masjid Al-Musyari’in Basmol,” tukasnya menginformasikan.
Acara penting penetapan awal Romadhon 1422 itu akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama, 29 Dubes negara sahabat, perwakilan ormas, LAPAN, BMKG dan undangan lainnya. Sidang isbat akan dipimpin oleh Menag Yaqut Cholil Qoumas juga mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR-RI, Mahkamah Agung, MUI, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Agama dan Tim Hisab dan Rukyat Kementerian Agama. Tentu saja tak kalah pentingnya sejumlah ormas Islam diantaranya NU, Muhammadiyah, Persis dan Al Washliyah.
“Mereka ada yang hadir langsung. Tapi ada juga yangmengikuti proses sidang daring,” tutur Dirjen Kamaruddin.
Terapkan Prokes
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syari’ah (Dir Urais Binsyar) Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kemenag RI, Drs Moh Agus Salim MPd menyatakan, lokasi sidang terlebih dahulu akan disemprot dengan disinfektan. Peserta yang diundang terbatas, juga akan dilakukan pembatasan jarak, pemindaian suhu tubuh, dan wajib mengenakan masker.
“Sidang isbat akan disiarkan oleh TVRI dan media sosial Kementerian Agama,” tukas Agus.
Dijelaskan Agus, sidang isbat akan dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1442 H oleh anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag. Sesi ini akan dimulai pukul 16.45 WIB dan disiarkan langsung. Tahap kedua, sidang isbat awal Romadhon yang akan digelar setelah sholat maghrib. Tahap ini digelar tertutup.
“Tahap ketiga, konferensi pers hasil sidang isbat oleh Menteri Agama yang akan disiarkan TVRI dan Medsos Kemenag,” pungkas Agus menyampaikannya.(rud/din)