
Jamaah Thoriqot Naqsabandiyah di Padang, beberapa waktu lalu.(foto.istimewa)
PADANG (perepat.com)–Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah jauh-jauh hari telah menetapkan awal Romadhon 1422, Selasa 13 April 2021. Penetapan didasari hasil perhitungan hisab hakiki wujud al-hilal oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, disampaikan berupa Maklumat P PMuhammadiyah No. 01/MLM/I.0/E/2021 yang yang ditandatangani Ketua Umum, Prof Dr H Haedar Nashir MSi.
Kementerian Agama (Kemenag) RI, Senin senja menjelang maghrib 29 Sya’ban 1422 (12 April 2021), In sya’a Allah baru akan melaksanakan Sidang Isbat (ru’yat al-hilal). Menag, Yaqut Cholil Quomas bakal memimpin langsung acara penting penetapan awal Romadhon 1422 itu, didampingi Pejabat Eselon I dan II, serta Tim Hisab dan Rukyat Kemenag.
Sidang Isbat akan melibatkan Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag, Badan Metereologi , Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB), Planetarium, Pimpinan MUI Pusat, Komisi VIII DPR-RI, Mahkamah Agung (MA), Pakar Falak dari Ormas-ormas Islam (di antaranya NU, Muhammadiyah, Persis dan Al-Washliyah) juga mengundang 29 Dubes negara sahabat. Acara yang akan berlangsung di Auditorium Haji Muhammad Rasjidi, Gedung Kemenag, Jalan Muhammad Husni Thamrin 6, Jakarta Pusat itu, dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) dengan menerapkan protokol kesehatan (prokes).
Di Sumbar dan Sulsel
Meski Muhammadiyah telah menetapkan awal puasa Romadhon 1442 dan Kemenag RI bersama sejumlah yang lainnya, in sya’a Allaah baru akan bersidang, namun jama’ah aliran tasawuf Thoriqot Naqsabandiyah di Sumatera Barat (Sumbar) sudah mulai berpuasa hari ini Senin 29 Sya’ban (12 April). Begitu pula jama’ah la-Nadzir di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Di Sumbar, ihwal tu sebagaimana disampaikan oleh Sekretaris Thoriqot Naqsabandiyah Kota Padang, Edizon Rofindo, kemarin.
“Kita lebih dulu daripada Muhammadiyah. Pemerintah baru melaksanakan hilal pada hari Senin,” tutur Edizon.
Thoriqot Naqsabandiyah mengakui menghitung awal Romadhon menerapkan Metode Hisab Munjid, yaitu dengan melihat bulan sejak Rojab dan Sya’ban. Saban tahun selalu memulai puasa lima hari lebih cepat dari tahun sebelumnya. Pada Romadhon 1441, Thoriqot Naqsabandiyah memulainya puasa Kamis, maka tahun ini memulainya Senin.
Mereka melaksanakan tarowih berjama’ah Ahad malam Senin. Dilakukan dengan menerapkan prokes, tapi boleh tak berjarak.
“Kami tetap melaksanakan tarawih sesuai arahan dan protokol kesehatan. Boleh tidak berjarak, tapi harus memakai masker,” ucapnya pula.
Pimpinan Jama’ah Al-Nadzir Kabupaten Gowa, Sulsel sebagaimana diberitakan suasasulsel.id, telah menetapkan mulai berpuasa Romadhon 1442, Senin 12 April 2021 hari ini. Keputusan itu dari hasil pemantauan Tim Sembilan yang dibentuk untuk memantau bulan. Juga estimasi dari pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, yang mengaitkan pemantauan bulan dengan sejumlah fenomena alam – hujan, angin, guntur, dan kilat sebagai tanda mengetahui pergantian bulan.
Ditegaskan oleh Pimpinan Jama’ah, Ustadz Samiruddin Panemmui, pihaknya menggunakan beberapa parameter guna memantau bulan untuk mengetahui awal Romadhon. Sebutnya, pemantauan bulan yang utama, menentukan tiga purnama – yaitu purnama ke-14, 15, dan ke-16, hingga purnama terakhir – purnama ke-27, ke-28, dan purnama ke-29.
“Kita star dari purnama ke-16. Cuma sedikit perbedaan antara purnama ke 14, 15 dan 16. Itu yang harus kita tentukan, kemarin kan kita sudah tentukan. Pada purnama ke-27, 28 dan 29, kita amati lagi jam terbitnya bulan di subuh hari sambil melihat bayangannya ketika cerah. Ketika bayangannya empat berarti tiga lagi, ketika tiga berarti dua lagi, dan seterusnya. Paling terakhir tanda pergantian bulan, adalah tanda pasang kondak air laut atau pasang puncaknya,” tutur Samiruddin menyampaikan bagaimana teknis pemantau mereka.(sap/hen/par)