
Disperindag Pekanbaru meminta masyarakat lebih waspada saat membeli takjil. Karena ada beberapa takjil mengandung bahan berbahaya.(foto istimewa)
PEKANBARU (perepat.com)-Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Pekanbaru mendapati takjil yang dijual di pasar Ramadan mengandung pewarna bukan untuk makanan. Mereka mendapatinya saat melakukan pengawasan pasar ramadan pada beberapa waktu lalu. Kandungan pewarna itu mestinya tidak digunakan untuk makanan.
”Jadi saat melakukan pengawasan bersama tim dari BPPOM, kita mendapati cendol delima yang mengandung pewarna bukan untuk makanan,” kata Kepala Disperindag Kota Pekanbaru Ingot Ahmad Hutasuhut.
Menurutnya, tim sudah memberi edukasi kepada penjual agar tidak lagi menjual cendol delima mengandung bahan berbahaya. Ingot menyebut pihaknya bakal menelusuri produsen cendol delima tersebut.
”Kendati begitu, mayoritas takjil yang dijual di pasar Ramadan masih layak konsumsi. Persentase takjil yang mengandung bahan berbahaya masih rendah,” ungkapnya.
Namun pihaknya tetap secara rutin melakukan pengawasan ke Pasar Ramadan. Mereka turun ke pasar bersama BPPOM dan dinas kesehatan untuk mencegah penggunaan bahan berbahaya pada makanan.
Ada sejumlah kandungan bahan berbahaya yang kerap ditemukan dalam makanan. Bahan tersebut yakni formalin, boraks, Rhodamin B dan methanyl yellow.
“Kita ingin memastikan tidak ada takjil yang mengandung bahan berbahaya,” terangnya.
Ia mengimbau, masyarakat harus mewaspadai takjil yang dijual di pasar ramadan. Masyarakat harus selektif dalam memilih makanan yang dijual di pasaran. Selain itu pedagang juga harus menjual dagangan mereka dengan kategori layak jual. Serta tidak membahayakan konsumen.
“Jika didapati barang tidak layak, maka pihaknya akan melakukan penyitaan,” tegas Ingot.(dan/sars)