Perangko keluaran 1978 bergambar Masjid Al-Aqsho.
perepat.com–Hubungan Indonesia dan Palestina tentu bukan hubungan sebentar. Hubungan Indonesia maupun Palestina sudah terjalin lama, bahkan sejak zaman kemerdekaan kedua negara.
Ini juga terbukti dari adanya terbitan perangko yang bertuliskan Indonesia-Palestina pada tahun 1978. Hal ini menjadi tanda bukti hubungan baik antara Indonesia dan negeri Palestina.
“PERANGKO INDONESIA PALESTINA,” ucap Dr. Indra di akun twitter @Dr. Indra Kusumah, pada Sabtu, 15 Mei 2021.
Ia menjelaskan bahwa penerbitan perangko Indonesia dan Palestina merupakan bukti kuat hubungan kedua negara.
“Ini adalah perangko Indonesia yang diterbitkan tahun 1978. Perangko tersebut menjadi salah satu bukti kuat hubungan antara Indonesia dan Palestina di masanya,” ucap Dr Indra.
Senada dengan Dr Indra, Da’i, Sastrawan, Budayawan dan Guru asal Riau, TGH Drs Syafruddin Saleh Sei Gergaji MSi kepada perepat.com menyebutkan, prangko bergambar Qubah al-Sakhro, ikon utama Masjid Al-Aqsho diterbitkan sebagai kepedulian dan dukungan Pemerintah Indonesia terhadap perjuangan Palestina melawan kebiadaban Zionis Yahudi, bangsa Isroil yang mengkhianati nenek moyang mereka Nabiy Ya’cub.
“Pemerintah Indonesia harus cepat tanggap dalam menyikapi masalah Palestina. Ingat, Palestina merupakan negera pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia saat diproklamirkan pada Romadhon 17 Agustus 1945 silam,” ucap Buya Syafruddin.
Menyikapi konflik yang semakin memanas antara Israel dan Palestina, Buya Syafruddin yang juga satu dari empat Ketua MUI Pekanbaru ini mengutuk keras aksi zionis Israel terhadap rakyat Palestina.
Untuk itu, Buya Syafruddin juga turut mendesak Pemerintah Indonesia untuk menjadi Garda terdepan dalam menyelesaikan Konflik Israel- Palestina. Apalagi Indonesia adalah negara dengan Penduduk Ummat Islam terbesar di dunia dan Indonesia berhutang Budi kepada Palastina karena dahulu telah mendukung kemerdekaan Indonesia.
“Mari Ummat Islam Indonesia bersatu mendoakan kemenangan kepada Rakyat Palestina dari penjajahan Zionis Israil. Sehingga Palestina menjadi Negara yang Mardeka dan Berdaulat, melalui QUNUT NAZILAH atau berdo’a diwaktu- waktu Mustajab lainnya,” ajak ustadz yang akrab disapa Buya Sapar ini.(pc/sars)