
Perawat Palestina Razan Al Najjar yang Mati Ditembak Israel.(foto istimewa)
* D e r a D u k a n a D e s a h R a t i b I n s a n *
Catatan Nestapa Sapar Kalsum Saleh
“Semua yang bernyawa (pastilah) akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya (hanya) saat kiamat sajalah disempurnakan segala ganjaran
Sesiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga,
maka sungguh telah beruntunglah dia.
Kehidupan di dunia tiada lain hanyalah kesenangan yang memperdaya”
– tarjamah-tafsir-puitisasi Q.S. 3, Ali Imron: 185
“Dan janganlah Anda mengatakan:
orang-orang yang gugur (terbunuh) di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati;
malah (sebenarnya) mereka itu (tetap) hidup, tetapi Anda tidak menyadarinya.”
RESA bengis di jiwa Zionis Yahudi ternyata tak menapis waktu. Tak peduli meski pada bulan yang disucikan oleh Allaah Rabb al-‘Izzatiy sekalipun, kebencian tetap bertimbun mengunggun memerun di hati dengkinya. Walau muslim Palestina sedang melaksanakan kewajiban berpuasa Romadhon, tak menghalau kesumat laknat yang bersarang di sanubari kerontang . Justru saat itu pulalah berkobar memicu serangan oleh mereka ke masjid al-Aqsho di Yerusalem.
MEMAKSAKAN klaim terhadap Yerusalem oleh Israel, jelas-jelasg nyata sebagai kezaliman. Betapa tidak ? Sejak sedia kala Yerusalem atau al-Quds menjadi kota suci tiga agama samawi – Islam, Yahudi, dan Kristen. Seyogyanya, sebagai satu destinasi ibadah dan ziarah, ketiga-tiga ummat dapat merekat perbedaan keyakinan keagamaan masing-masing yang saling memahami dengan sikap tenggang rasa atau tepa salita. Tapi begitulah kerak karakter degil dan jahil Baniy Isroil sejak sedia kala pula sebagaimana yang direkam abadi di dalam al-Qur’an.
PENGHUJUNG Romadhon 1442 Hijriyah, Ahad hari ke-27 (9 Mei 2021) tentara Zionis Yahudi memberansang menyerang daerah suci Masjid al-Aqso. Gelegar pada hari yang diperkirakan malam qodar (lailat al-qodar) itu menyebabkan gusar kelompok mujahid – pejuang Palestina.
GEMAS, Hamas membalas. Sontak bergerak, mereka menerabas menyerang keesokannya, Senin dan Selasa – 28 dan 29 Romadhon 1442 (10-11 Mei 2021). Tak kurang dari 400 roket mereka luncurkan ke angkasa, membentur wilayah Israel. Akibatnya dua warga Israel tewas, dan 70 lainnya terluka.
MERESPON maraton, Israel balik membordir denan serangan udara dan peluru arteleri ke Jalur Gaza – watas wilayah pertikaian. Beruntun sejumlah roket membantun. Israel meningkatkan pula pengerahan pasukan dan tank di dekat kantung pertahanan Palestina yang terkepung. Diperkirakan 26 warga Palestina tewas terbunuh, dan 103 lainnya cedera terluka. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu malah kian sesumbar berkoar memerintahkan pasukannya agar terus gencar menyerang Palestina.
KONFLIK kedua belah fihak dikhawatirkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menjadi durasi eskalasi yang mengarah ke perang terbuka yang kian menganga. Tetapi sejak dulu-dulu lagi, sikap PBB itu diyakini cuma tuma drama belaka, bukan sebenar-benar membela. Organisasi dunia dipelesetkan sebagai Persatuan Bangsa Barat atau United Not Only yang diterjamahkan serikat tak hanya saja – bukan United Nations Organization sebagai cemeeh, karena banyak bersebahat yang melecehkan dan merugikan banyak fihak Islam. Wa Allaahu a’lam.
MEMILUKAN sungguhlah tentu. Arah serangan Zionis Yahudi malah memesong pula membabi-buta, mengenai dan mencederai para perempuan, anak-anak, bahkan kanak-kanak. Tak sekadar calar luka, bahkan tewas mengenaskan. Entah telah berapa jumlah rakyat sipil yang terbunuh oleh degil jahil keturunan Baniy Isroil itu. Andai orang-orang Yahudi pun ada pula yang mati, Pejuang Palestina tidak dapat dianggap kalap dan dicap bertindak durjana, tetapi nurani mereka yang memerjuangkan hak-haknya yang sudah dirampas paksa tanpa hak, oleh si durjana sang penjajah negeri mereka yang membagak aci lantak basing lesing semena-mena.
***
CATATAN ini menuliskan (kembali) gurat dera dukana desah ratib insan para perempuan yang tewas (wafat) terbunuh pada serangan Zionis Yahudi Israel, bentang waktu sejak Selasa 29 Romadhon 1442 hingga Kamis 8 Syawal 1422 (11-20 Mei 2021). Redaktur Puan Cahristiyaningsih, mewartakannya pada Jum’at 23 Syawal 1442 (4 Juni 2021), yang dimuat Republika.co.id pukul 15:00 WIB –dengan judul Kisah Pilu 39 Wanita yang Terbunuh dalam Serangan di Gaza. Tetapi ada koreksi jumlah, bukan 39 orang namun orang. Ada seorang namanya disebut, dan seorang lagi tak disebutkan.
TEWAS mengenaskan bukan hanya perempuan ibu rumah tangga biasa saja – yang sekadar mengurus pekerjaan rumah lazimnya. Di antara mereka ada kalangan terdidik dan sebagai sarjana biologi, sarjana teknologi informatika, psikolog relawan kandidat doktor yang sedang memersiapkan disertasi, dan lulusan yang siap bekerja untuk ekonomi keluarga. Ada perempuan penghafal al-Qur’an, al-hafidzah. Ada pula yang harus rela tidak menikah dek mengurus ibunya yang sudah renta dan berkelainan yang perlu pelayanan penanganan telaten.
RENTANG usia para perempuan yang wafat akibat ajal mereka dijajal ‘rudal’ Zionis Yahudi itu antara 18 (satu orang) dan 78 tahun (satu). Usia 72 (satu ), 66 (dua). Masing-masing satu orang pula umur 58, 55, 48, 47, 43, 40, dan 39 tahun. Usia 35 , dua orang. Satu pula yang berusia 31, 30, 29, 27. Dua orang pula umur 28 tahun. Usia 25, 24, dan 21 masing-masing satu orang. Kebanyakan di antara mereka masih berusia belia, dan masih diharapkan berpotensi produktif.
BUKAN tewas dikarenakan cecaran serangan udara dan arteleri, malah ada pula yang disebabkan mobil yang mereka tumpangi ditabrak tentara Israel yang bengak congkak. Bukan yang yang segar bugar saja yang sampai ajalnya, ada juga difabel penyandang disabilitas. Bukan yang belia saja, malah ada pula yang telah renta. Bukan diri sendiri seorang saja yang terbunuh, pun ada yang beserta suami, anak, menantu, cucu, bahkan sekeluarga sekaligus. Bukan yang masih haid atau yang sudah tidak lagi menstruasi (menopause), tapi ada pula yang hamil muda dan yang ‘bunting suntuk bulan’ menanti masa persalinan. Bayi di dalam kandungan rahim ibu mereka pun, tak sempat lahir ke dunia tersebab dibandab peristiwa getir dan biadab itu.
SIRNA pulalah segala harapan dan semua ancangan yang telah dirancang oleh mereka yang wafat tak dinyana itu. Perkuliahan bengkalai diselesaikan. Rencana menikah, pupus punahlah sudah. Niat membeli rumah, azam yang terbawa ke alam Barzah. QodarulLah telah menentapkan alur dan alir takdir mereka.
***
JUMLAH korban terbanyak, 13 orang yang terjadi pada Ahad 4 Syawal 1442 (16 Mei 2021), dan sebelumnya pada Kamis 1 Syawal 1442 (13 Mei 2021) – saat ‘Id al-Fithriy – 12 orang. Sabtu 3 Syawal 1442 (15 Mei 2021), dan Senin-Selasa 5-6 Syawal 1442 (17-18 Mei 2021), tidak ada yang tewas. Korban tersedikit, pada Kamis 8 Syawal 1442 (20 Mei 2021), hanya seorang muslimah yang tewas – yaitu Huda Salah al-Khaznadar (36), wafat ketika bom Israel menghantam rumahnya di Khan Yunis. Alhamdulillaah, suami dan anak-anaknya selamat, hanya luka cedera di sekujur tubuh mereka. Dia tercatat sebagai syahidah ke-41.
BERURUTAN, waktu dan jumlah para muslimah yang tewas menjadi syahidah itu:
29 Romadhon 1442 (11 Mei 2021) – Selasa, tiga syahidah, yaitu:1) Layali Abu al-Khair (40), sarjana biologi, ibu tujuh anak. Kehilangan nyawanya bersama suami, dan tiga anaknya. 2) Amira Abdel Fattah Sobh (58), meninggal bersama putranya Abdurrahman yang difabel, ketika serangan udara Israel menyasar menghantam rumah mereka. 3) Manar Baraka (18), korban sasaran serangan Israel di Deir el-Balah, Gaza, saat dia berada di lapangan lokasi peternakan ayam keluarganya.
30 Romadhon 1442 (12 Mei 2021) – Rabu, empat syahidah, yaitu: 4) Reem Saad El-Telbani (31), sarjana teknologi informatika, wafat kondisi hamil tujuh bulan. Terwas bersama dua anak serta bayi dalam kandungannya. 5) Miami Arafa (48), ibu empat anak. Memimpikan akan menghadiri walimah pernikahan anak-anaknya. 6) Hadeel Arafa (28), telah merencanakan nikah dua pekan setelah ‘Id al-Fithriy. 7) Maysoon Zaki Al-Hato (55), tewas bersama suaminya saat mobil yang mereka tumpangi ditabrak Israel.
1 Syawal 1442 (13 Mei 2021) –Kamis, urutan kedua korban terbanyak terbanyak yakni dua belas orang. Mereka: 8) Rawya al-Tanani (35), perempuan hamil yang wafat bersama suami, serta empat anak mereka. Keluarga ini berniyat hendak membeli rumah, namun Barzah jua rumah bersama mereka – anugerah syahidah dan syahid dari Allaah Tabaroka wa Ta’ala.
MUSLIMAH tiga bersaudara menjadi syahidah, korban 9), 10), 11) kekejaman Israel. Mereka, Walaa Amen (25), sedang mengandungkan bayi pertama mereka yang telah mencadangkan nama Meryem jika lahir perempuan. Adiknya Warda Amen (24), yang kuliah perdagangan berbahasa Inggris di satu universitas yang berencana segera bekerja menupang ekonomi keluarga. Hadeel Amen (21), mahasiswi keperawatan, yang dua pekan sebelum menjual anting-anting emasnya untuk membeli peralatan kuliah – jas putih, monitor tekanan darah, dan stetoskop.
12) Kholoud Al-Zamili, ibu dua anak, hamil 7 bulan, tewas bersama putrinya. 13) Halima Al-Madhoun (66), wafat bersama suaminya, Abdurrahman. 14) Siham Yousef Al-Rantisi (66), dan menantunya Shaima Diab Al-Rantisi – syahidah ke-15), serta suami, dan putra mereka yang baru berusia 2 tahun. 16) Manar Issa Salama (39), dan 17) putrinya Lina. 18) Nima Saleh Ayyash (47), yang merawat ibunya yang berkebutuhan khusus di desa Ummu Nasr, Gaza Utara.
SYAHIDAH pula tiga bersaudar sebagai korban 19), 20), dan 21, yakni Sabreen Abu Dayya (28), ibu lima anak, bersama putranya – bayi bersia 10 bulan. Adiknya Nisreen Abu Dayya (26), ibu tiga anak, hidup dengan kondisi ekonomi dan sosial yang sulit yang menantikan suaminya kembali dari kontrak kerja di Eropa untuk masa tiga tahun. Seorang putri Dayya tak terdata namanya.
2 Syawal 1442 (14 Mei 2021), Jum’at, empat syahidah yang wafat. 22) Lamia Al-Attar (27), ibu tiga anak, yang terbunuh bersama dua putranya. 23) Fayza Salama (43), ibu tiga anak, dan nenek enam cucu, yang menantikan kelahiran cucu ketujuh. 24) Yasmin Abu Hatab (30), dan empat anaknya. Dia dididik sebagai guru sekolah dasar tetapi dia mengabdikan hidupnya untuk membesarkan anak-anaknya. 25) Maha Abu Hatab “Al Hadidi” (35), bersama empat anaknya.
4 Syawal 1442 (16 Mei 2021), Ahad – korban terbanyak yang merenggut 13 syahidah. Para korban itu 26) Abeer Eshkontna (29), ibu lima anak, gugur bersama empat anaknya.
BERSAMA wafat pula tujuh muslimah keluarga Abu Al-Owf menjadi syahidah, yaitu 27) Majeda Abu Al-Owf (78), nenek 13 cucu. 28) Sobhia Abu Al-Owf (72), kehilangan penglihatannya sejak 11 tahun lalu karena masalah kesehatan. 29) Raja Abu Al-Owf (41), tewas beserta emaoat anaknya. Relawan yang bekerja untuk dukungan psikologis di Gaza, yang bersiap mengikuti ujian disertasi doktor psikologi di satu Universitas Islam. 30) Raja Abu Al-Owf (Al-Efrangi) (41), yang terbunuh bersama keempat anaknya setelah memeroleh gelar master sosiologi tiga hari sebelum kematiannya. 31) Reem Ahmed Abu Al-Owf (40), ibu empat anak, menghembuskan nyawa bersama suaminya Eymen, dan tiga anaknya. Hanya putranya Omar yang tersisa dari keluarganya. 32) Shaima Abu Al- Owf (21), sedang memersiapkan pernikahan yang direncanakan digelar pada Syawal tahun ini. Belia ini selain mahasiswi di Fakultas Kedokteran Gigi, jugs penghafal al-Qur’an atau al-hafidzah. 33) Rawan Alaa Abu Al- Owf (18), mahasiswa teknik komputer.
KELUARGA Kolak, yaitu Saadia Yousef Al-Kolak (84) – korban ke 34), tewas mengenaskan bersama empat putrinya, menantu, juga cucu. 35) Bahaa Amin Al-Kolak (49), perempuan lajang yang merawat orang tuanya yang lanjut usia. Dia meninggal bersama ibunya di jalan Al-Wehda, Gaza. 36) Reham Fawaz Al-Kolak (33), insinyur yang bekerja di perusahaan Telekomunikasi Palestina, penggemar setia liga sepak bola Spanyol. 37) Ayat Ibrahim Al-Kolak (19), tewas bersama suami dan putranya yang baru berusia 6 bulan di jalan Al-Wahde. 38) Amal Jamil “Al-Tatar” Al-Kolak (42), meninggal bersama ketiga putranya.
7 Syawal 1442 (19 Mei 2021) – Rabu, dua orang syahidah berpulang, yaitu: 39) Amani Saleha (38), hamil 8 bulan, yang tewas bersama seluruh keluarganya. 40) Fida’a al-Qudra (35), ibu dua anak yang gugur bersamanya.
SEBELUMNYA, seorang muslimah Palestina tewas di sekitar West Bank akibat insiden penyerangan dengan Israel, Ahad 20 Romadhon 1442 (2 Mei 2021). Dilansir dari Pikiran-Rakyat.com yang mengutip Reuters, penyerangan disebabkan muslimah itu yang melawan dan mencoba melakukan penusukan. Entah berapa sudah korban serangan bengis Zionis Yahudi, Israil, tak hanya menumpas nyawa para perempuan sipil tak berdaya, akibat ambisi zholim hendak menguasai Yerusalem.
DI JIWA terdalam para keluarga yang mencintai mereka, tentulah bertahta nestapa dukana. Namun, berhimpun jualah keyakinan bahwasanya mereka tak mati sia-sia. Mereka tetap hidup sebagai syahidah, yang menggelorakan semangat tak henti menggelora untuk sedia setia membela tanah suci al-Quds – Yerusalem. Dari situ jualah kelak, kejayaan Islaam kembali mi’roj kepada Allah al-Malik al-Mulk.
“Dan janganlah Anda mengatakan:
orang-orang yang gugur (terbunuh) di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati;
malah (sebenarnya) mereka itu (tetap) hidup, tetapi Anda tidak menyadarinya.”
– tarjamah-tafsir-puitisasi Q.S. 2, al-Baqoroh: 154
“Wahai jiwa yang tenang
Kembalilah kepada Rabb Anda dengan jiwa puas lapang di-ridhoNya
Maka, masuklah Anda menjadi pengabdi sejati kepadaku jua
Dan, masuklah ke Jannahku – surgaloka”
– tarjamah-tafsir-puitisasi Q.S. 89, al-Fajr: 27-30
Hasbuna Allaah nikma al-wakil,nikma al-maula wa ni’ma al-nashir“Cukuplah Allaah saja bagi kami sebagai penolongDan Allaah sememanglah Semahabaik Pelind
– tarjamah-tafsir-puitisasi Q.S. 3, Ali Imron; Q.S. 8, al-Anfal 40; (Q.S. 22, al-Hajj: 78)
MEREKA yang tetap mantap bertahan, meski selalu diintai ancaman, telah mewakili ummat muslim sejagat sedia setia memertahankan tanah suci Yerusalem itu. Mereka telah menanam tekad di ladang jihad, mati terpuji, wafat terhormat sebagai syuhada’. Dari sekotah wilayah belahan penjuru dunia, kita berdonasi harta – juga do’a!
Alhamdulillaah,
Bait al-Safar Jalan Dirgantara Gang Haji 3, Sidomulyo Timur, Marpuyandamai, Pekanbaru
Sabtu 24 Syawal 1442 (5 Juni 2021) pukul 23:23 WIB
- Sumber utama data : al-Qur’an al-Kariim
- https://www.aa.com.tr/id/dunia/kisah-pilu-39-wanita-yang-terbunuh-dalam-serangan-israel-di-gaza/2263432