Upacara penglepasan satwa liar dilindungi di area terbuka hijau Inhil.(foto dok BBKSDA Riau)
TEMBILAHAN (perepat.com)–Kawasan Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dinilai oleh Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau sesuai sebagai habitat satwa liar yang bakal dilepasliarkan.
Lantaran itulah bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil dan beberapa anggota DPRD, BBKSDA Riau melepasliarkan sejumlah satwa dilindungi. Lokasinya di area terbuka hijau, Ahad 2 Dzul Qo’idah 1442 (13 Juni 2021) kemarin.
Satwa-satwa itu diterima dari warga yang sukarela menyerahkannya. Kemudian dilakukan perawatan dan observasi di klinik satwa BBKSDA Riau beberapa lama.
“Satwa ini dilepasliarkan ke habitatnya setelah dinyatakan sehat, dan layak,” ujar Kepala BBKSDA Riau, Suharyono, SH MSi, Senin 3 Dzul Qo’idah 1442 (14 Juni 2021).
Adapun yang dilepasliarkan itu, seekor elang brontok (Nisaetus cirrhatus), dan seekor elang laut dada putih (Haliaeetus leucogaster). Juga sepuluh ekor jalak kerbau (Acridotheres javanicus). Disebut begitu karena sejenis burung beo kecil ini senang bertengger di punggung kerbau, sambil mencari kutu yang menempel di tubuh kerbau.
Haryono menambahkan, penglepasliaran itu bertujuan untuk mengembalikan satwa liar ke habitatnya agar satwa dapat berkembangbiak dan lestari. Juga untuk menyelaraskan beberapa persepsi menyangkut kerjasama, terutama terkait potensi kawasan dengan nilai konservasi yang cukup tinggi, pelestarian perlindungan dan wisata alam, pelepasliaran satwa dilindungi dan tidak dilindungi, serta audensi langkah-langkah kemajuan kerjasama.
Satwa di Inhil
Mewakili Bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Inhil, Drs H Afrizal MP merasa bangga BBKSDA Riau telah melepasliarkan satwa dilindungi di Inhil, menjelang milad Kabupaten Inhil ke-56 (14 Juni 2021).
Di Inhil, tuturnya cukup banyak satwa dilindungi. Ada Harimau sumatera Panthera tigris sumatrae, Buaya. Juga berbagai jenis burung, termasuk burung imigran yang sekarang ini sudah sulit dijumpai.
“Tidak hanya kekayaan fauna, di Inhil banyak pula kekayaan flora yang menjadi kawasan mangrove terluas di Riau. Bahkan potensi wisatanya cukup menjanjikan, di antara wisata mangrove Pantai Solop di Desa Pulau Cawan, Kecamatan Mandah. Terumbu Mabloe di Desa Sungaibela, Kecamatan Kuala Inderagiri (Kuindra),” tukasnya menginformasikan.(rom/dan/raj)