Ilustrasi.
JAKARTA (perepat.com)-Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 tengah mempertimbangkan untuk meniadakan libur panjang di masa pandemi lantaran kerap memicu lonjakan kasus positif Virus Corona.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry B Harmadi mengatakan, dalam empat kali libur panjang sejak 2020, kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia selalu melonjak. Bahkan kenaikannya ada yang melebihi 100 persen.
“Kami memang sedang mempertimbangkan agar sebaiknya kita tidak ada lagi libur panjang. Karena begitu ada libur panjang, selalu diikuti oleh kenaikan kasus Covid-19,” ujar Sonny melalui kanal YouTube Lawan Covid-19 ID.
Bila berkaca pada tahun lalu, kata Sonny, libur panjang menyumbang kenaikan kasus Covid-19 lingkup nasional. Misalnya, penambahan jumlah kasus positif Covid-19 baik secara harian maupun kumulatif mingguan melonjak hingga 93 persen usai libur Idul fitri 22-25 Mei 2020. Lonjakan kasus itu terlihat dalam rentang waktu 10-14 hari kemudian.
Hal serupa juga terjadi pada libur panjang Agustus 2020 lalu. Penambahan jumlah kasus positif Covid-19 baik secara harian maupun kumulatif mingguan melonjak hingga 119 persen setelah libur panjang 20-23 Agustus 2020.
Kemudian libur panjang 28 Oktober-1 November 2020 mengakibatkan peningkatan kasus harian Covid-19 hingga 95 persen. Lalu pada 24 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021, terjadi lagi peningkatan hingga 78 persen.
Terbaru, kasus Covid-19 Indonesia tiga pekan pasca lebaran 2021 mengalami kenaikan 15,1 persen. Dapat dikatakan sebagai kenaikan dampak libur Idul Fitri 1442 Hijriah.
Sonny menilai lonjakan kasus Covid-19 kali ini murni dari efek libur panjang dan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M yang mulai menurun. Terlebih, varian baru virus corona juga sudah ditemukan di Indonesia.
“Kita tahu juga varian baru sudah masuk, bahkan sebelum libur panjang. Artinya lonjakan kasus terjadi lebih karena libur panjang yang ada,” papar Sony.
Sonny lalu meminta agar pemerintah daerah bersungguh-sungguh dalam menerapkan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro guna menekan transmisi virus corona di lingkup terkecil atau komunitas mikro RT/RW.
Tak hanya pemerintah, masyarakat juga diharapkan untuk memiliki kesadaran penuh terhadap protokol kesehatan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak
“PPKM Mikro terbukti efektif lho. Kami berharap Satgas daerah betul-betul melaksanakan PPKM Mikro, karena masih banyak daerah yang jumlah posko desanya sedikit,” ucap Sonny.(pc/sars)