Harga pangan turut pengaruhi deflasi di Riau.
PEKANBARU (perepat.com)-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan Juni 2021, Provinsi Riau mengalami deflasi sebesar 0,01 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,62. Sehingga untuk inflasi Tahun Kalender (Januari-Juni 2021) sebesar 0,44 persen dan Inflasi Year on Year (Juni 2020-Juni 2021) sebesar 1,68 persen.
Kepala BPS Riau, Drs H Misfaruddin MSi mengatakan dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, satu kota mengalami deflasi dan dua kota mengalami inflasi.
“Kota Tembilahan mengalami deflasi sebesar 0,32 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 106,48. Sedangkan kota yang mengalami inflasi yaitu, Kota Dumai sebesar 0,02 persen dengan IHK 106,89 dan Kota Pekanbaru sebesar 0,01 persen dengan IHK 105,28,” ujar Misfaruddin dalam keterangan resminya.
Ia mengatakan deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya tiga indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,49 persen, diikuti kelompok transportasi sebesar 0,10 persen dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen.
Di sisi lain tujuh kelompok mengalami inflasi yaitu, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,71 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,42 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,29 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,04 persen, kelompok pakaian dan alas kaki dan kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,03 persen.
“Sedangkan satu kelompok lainnya yaitu kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya,” terang Misfaruddin.
Lanjut Misfaruddin, adapun komoditas yang memberikan andil penurunan harga pada Juni 2021, antara lain cabai merah, bawang merah, udang basah, bayam, angkutan udara, cabai hijau, pisang dan beras.
“Sementara komoditas yang memberikan andil kenaikan harga, antara lain ikan serai, nasi dengan lauk, sewa rumah, daging ayam ras, minyak goreng dan juga emas perhiasan,” paparnya.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, empat belas kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Bungo sebesar 0,39 persen, diikuti oleh Kota Tembilahan sebesar 0,32 persen dan Kota Gunungsitoli sebesar 0,28 persen.
“Sementara itu inflasi terjadi di sepuluh kota, dengan inflasi tertinggi yaitu di Kota Tanjung Pandan sebesar 0,36 persen, diikuti Kota Bengkulu dan Kota Sibolga masing-masing sebesar 0,31 persen,” pungkasnya.(sars)