Suasana rapat membincangkan tindak lanjut perjuangan mendapatkan saham pengelolaan Blok Rokan dan Pancung Alas.
PEKANBARU (perepat.com)–Kontrak minyak dan gas bumi (migas) bagi hasil produksi (Production Sharing Contract/ PSC) PT Chevron akan berakhir masanya pukul 00.00 Ahad malam Senin 8 Agustus 2021 (30 Dzulhijjah 1442). Itu artinya hanya tinggal menghitung hari.
Pemerintah RI tidak lagi memperpanjang kontrak konsesi. Mulai Senin 9 Agustus 2021, pengelolaan Blok Rokan akan diambil alih oleh PT Pertamina (Persero) melalui unit usaha PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).
Namun, Pertamina hanya menahan 49 persen saham. Kepada Pemerintah Provinsi Riau 10 persen. Sisanya yang 39 persen dilepas kepada BUMN atau pihak yang dinilai layak mendapatkannya.
Menyikapi hal itu, Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau untuk memperjuangkan dan mengangkat harkat perekonomian masyarakat adat Melayu Riau, membentuk Badan Usama Milik Adat (BUMA).
Mengamanahkan pengelolaan BUMA kepada putra jati Melayu Riau, Ketua Umum Majelis Kerapat Adat (MKA) dan Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Seri H Al Azhar dan Datuk Seri Syahril Abubakar beserta segenap pengurus berjuang untuk mendapatkan 39 persen saham itu dengan prinsip dagang atau skema Business to Business (BtoB).
Informasi yang disampaikan Datuk Seri Al Azhar, sudah dua kali LAM Riau menyurati Direktur Utam (Dirut) PT PHR, Jaffe A Suardin. Tegas meminta agar segera hadir ke Balai Adat Melayu Riau, Jalan Diponegoro 39, Kota Pekanbaru bersama tim.
PT PHR benar-benar perlu menyampaikan atau mempresentasikan iltizam (komitmen) PT PHR. Bagimana azam PT PHR untuk melibatkan masyarakat Riau, khususnya Masyarakat Adat Melayu Riau dalam pengelolaan Blok Rokan.
Presentasi itu meliputi operasi, servis, dan pemeliharaan. Termasuk pula perekrutan tenaga kerja dan pengembangan usaha tempatan.
“Ini penting. Tak layak mereka mengabaikan penyampaian presentasi iltizam itu. Jangan seperti PT Chevron, yang selama ini meminggirkan masyarakat adat dalam operasi mereka. Negeri Riau ini bukan tak bertuan…!,” tukas Datuk Seri H Al Azhar berujar menegaskan di Bilik Rapat Wan Ghalib, Balai Adat Melayu Riau pada pertemuan membincangkan tindak lanjut perjuangan mendapatkan saham Blok Rokan dan Pancung Alas, Rabu siang 11 Zulhijjah 1442 (21 Juli 2021).
Berucap begitu, karena kedua-dua surat yang telah dikirimkan LAM Riau itu belum kunjung mendapatkan balasan dan penjelasan. Pihak LAM Riau sangat berharap agar pihak PT PHR dapat segera merealiasikannya. Paling lat akhir Juli 2021 (pekan ketiga Zulhijjah 1442). Sepekan menjelang kontrak konsesi PT Chevron berakhir.
“Kita ingin ketegasan dan kejelasan, tidak mengambang. Perjuangan yang dilakukan LAM Riau bukan sembarangan dan tidak main-main. Maka sangat tak layak pula dipermainkan,” mantap Datuk Seri H Al Azhar berucap.
“Hubungan LAM Riau dan PHR sebelum ini sudah baik. Kita ingin lebih baik lagi. Paling lat (selambat-lambatnya) akhir Juli (pekan ketiga Zulhijjah 1442) mereka telah dapat mempresentasikannya di Balairung Tenas Efendi, Balai Adat Melayu Riau. Sepekan menjelang kontrak konsesi PT Chevron berakhir,” imbuh Datuk Seri H Al Azhar mengingatkan dan berharap bersungguh-sungguh.
Memimpin Rapat Pertemuan, Ketum DPH LAM Riau, Datuk Seri Syahril Abubakar didampingi Timbalan Ketum DPH, Datuk Asral Rachman. Pertemuan yang berlangsung dari pukul 14.15 hingga 15.45 WIB itu membincangkan pula tentang BUMA).
Juga bagaimana capaian kemajuan serta program ke depan Gerai Budaya dan Ekonomi Kreatif (Budekraf) Melayu Riau yang baru saja diresmikan dalam jaringan (daring) atau virtual oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI, Dr H Sandiaga Salahuddin Uno BBA MBA, Sabtu pagi dhuha 22 Zulqo’idah 1442 (3 Juli 2021), belum tiga pekan yang lalu.
Hadir sejumlah Ketua dan anggota MKA dan DPH LAM Riau Provinsi Riau. Diantara mereka Datuk Tarlaili, Datuk H Khairul Zainal, Datuk Hermansyah, Datuk Jon Dasa, Datuk Isharuddin, Datuk Muhammad Rafiq, Datuk Anton, Datuk Hanafi Burhan, Datuk Zul Azhar dan Datuk Tuan Guru H Syafruddin Saleh Sai Gergaji.
Tampak pula Sekretaris Umum, Datuk Yusman Hakim, Kepala Tata Usaha, Datuk Mustafa dan Ketua Badan Pengelola Gerai Budekraf Melayu Riau, Puan Wan Irza dan beberapa orang lainnya.(sars/dan)