
Ilustrasi Kantor Cabang Pembantu (KCP) Bank.(foto istimewa)
PEKANBARU (perepat.com)-Seiring berkembangnya bank digital yang serba cepat dan bisa diakses lewat ponsel pintar, transaksi bank melalui mobile meningkat.
Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi digital banking di Indonesia meningkat dari Rp1.708 triliun pada tahun 2017 menjadi Rp2.259 triliun pada tahun 2018. Kemudian Rp2.436 triliun pada tahun 2019 dan Rp2.775 triliun pada tahun 2020. Peningkatan itu sejalan juga dengan transaksi di e-commerce yang mencapai Rp266,3 triliun pada tahun 2020.
Kondisi itu membuat masyarakat semakin jarang datang ke Kantor Cabang Pembantu (KCP) bank. Pihak bank pun melihat pendirian kantor cabang menjadi tidak efisien.
Hal itu juga yang lantas mendasari keputusan pihak bank mulai menutup sejumlah KCP dan beralih ke pelayanan elektronik atau digital banking. Data OJK menyebutkan, secara nasional hampir 1.000 KCP bank ditutup pada tahun 2020.
Di Riau sendiri, berdasarkan laporan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Perwakilan Riau, Muhammad Lutfi, sejak tahun 2020 hingga tahun 2021 tercatat ada 14 pengajuan penutupan KCP. 7 diajukan pada tahun 2020 dan 7 diajukan pada tahun 2021.
“Pengajuan penutupan Kantor Cabang Pembantu terjadi di rentang waktu mulai 12 Maret 2020 lalu. Pengajuan terakhir pada 14 Juli 2021,” ujar Lutfi.
Lutfi menambahkan, pengajuan penutupan KCP beberapa bank tersebut berada di berbagai daerah di Riau. Seperti Kota Pekanbaru, Kabupaten Pelalawan, Pasir Pangaraian, Indragiri Hulu, Bengkalis dan Indragiri Hilir.
Menyikapi fenomena tersebut, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau Bidang Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Manajemen Internal, Asral Mashuri menyebutkan bahwa hal itu sudah didesain dalam arsitektur perbankan nasional. Namanya open source banking.
“Tapi perlu proses, agar infrasturktur mapan dan masyarakat terbiasa (perubahan mindset, red). Karena pandemi ini menarik semua ke depan. Jangan yang dipikir kita-kita saja. Bagaimana dengan nasabah-nasabah yang sudah berumur yang punya banyak uang dan masih suka datang ke bank,” terangnya.
Asral menambahkan, bahwa pada akhirnya penutupan KCP karena efisiensi akan terjadi. Cepat atau tidaknya penutupan itu tergantung adaptasi nasabah perbankan di Riau. Apakah termasuk yang cepat beradaptasi atau yang agak lambat untuk beradaptasi.(sars)