Peyudo Sudan, Mohamed Abdalrasool (kiri) mundur dari pertandingan Olimpiade Tokyo.(foto istimewa)
TOKYO (perepat.com)–Ternyata perbenturan politik dengan olahraga tak dapat dihindarkan. Akibat kebiadaban dan kekejam Israel terhadap Palestina berbuntut dengan penolakan peyudo bertanding dengan yudoka negara Yahudi itu.
Peyudo Sudan, Mohamed Abdalrasool mengundurkan diri dari pertandingan pada Olimpiade Tokyo karena menolak tak sudi beranding dengang yudoka Israel, Tohar Butbul di kelas 73 kg putra.
Seyogyanya Selasa 17 Zulhijjah 1442 (27 Juli 2021) kemarin keduanya akan berhadapan, namun peyudo Sudan itu tidak muncul ke arena meskipun sebelumnya sudah menimbang barat badan.
Tindakan Abdalrasool itu menyusul sikap yang sama dari peyudo Aljazair, Fethi Nourine yang juga enggan bertanding berhadapan dengan Butbul. Yayasan Judo Internasional atau International Judo Federation (IJF) dan ofisial Olimpiade Sudan belum menyampaikan alasan mengapa Abdalrasool melewatkan pertandingan.
Namun bagi Fethi Nourine, pertandingan sengaja dilewatkannya karena perlakuan Israel terhadap Palestina, sebagaimana diberitakan The Guardian.
Menanggapi hal itu, IJF menangguhkan sementara Nourine dan pelatihnya Amar Benikhlef, mengacu pada kebijakan non-diskriminasi ketat IJF mempromosikan solidaritas sebagai prinsip utama yang diperkuat oleh nilai-nilai judo.
IJF menyebut sikap Nourine berlawanan penuh dengan filosofi judo, melansir Middle east Monitor. Kasus dirujuk ke Komisi Disiplin IJF untuk penyelidikan lebih lanjut guna menilai dan sanksi akhir di luar Olimpiade.
Komite Olimpiade Aljazair juga mencabut akreditasi Nourine dan pelatihnya, dan berencana memulangkan mereka. Bagi Fethi Nourine dan pelatihnya Amar Benikhlef keputusan mereka sudah tepat dan final.
“Kami telah berupaya keras untuk mencapai Olimpiade. Tetapi tujuan Palestina lebih penting dan lebih berharga daripada semua itu. Keputusan pengunduran itu sudah final,” ucap Nourine mantap tanpa ragu lagi.
“Kami tidak beruntung karena undian, sebab mendapat lawan Israel. Itulah mengapa kami harus mundur. Kami telah membuat keputusan yang tepat,” ujar Benikhlef tegar.
Bukan Kali Pertama
Penolakan engan bertanding dengan atlit Yahudi Israel bukan kali pertama terjadi. Perbenturan antara politik dengan olahraga pada olimpiade, yang terjadi di olimpiade Tokyo 2020 hal yang berulang kembali.
Pada 2004 di Athena, peyudo juara dunia Arash Mirasmaeili dari Iran menolak bertanding dengan yudoka Israel, Ehud Vaks. Sikapnya itu mendapatkan pujian dari Teheran.
Di Rio de Janeiro pada 2016, judoka Islam Mesir, El Shehaby dipulangkan setelah menolak berjabat tangan dengan yudoka Israel, Or Sasson ketika pertarungan usai. Aksi yang dilakukan Nourine pun bukan pertama kalinya.
Pada Kejuaraan Judo Dunia 2019, dia juga mundur dari pertandingan melawan judoka Yahudi Israel yang sama, Butbul. Dia menolak dan menarik diri dengan alasan bahwa dukungan politiknya untuk perjuangan Palestina membuatnya tidak mungkin bertanding dengan orang Yahudi Israel.
Buntut aksi peyudo Sudan dan peyudo Aljazair itu, membuat judoka Israel otomatis lolos ke perempat final Olimpiade. Namun, dia kalah dari An Chang-rim dari Korea Selatan.
Olimpiade Tokyo 2020 diundur pada 2021. Berlangsung sejak Jum’at 13 Zulhijjah – in sya’a Allaah hingga Ahad 29 Zulhijjah 1442 (23 Juli – 8 Agustus 2021).(saf/sars)