
Ilustrasi.
PEKANBARU (perepat.com)-Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat nilai ekspor Riau pada Bulan Februari 2022 sebesar US$ 1,64 miliar atau mengalami penurunan sebesar 4,56 persen dibanding ekspor Bulan Januari 2022 sebesar US$ 1,49 miliar.
Kepala BPS Riau, Drs Misfaruddin MSi mengatakan, penurunan ini disebabkan oleh turunnya ekspor non migas sebesar 7,94 persen, meskipun ekspor migas mengalami kenaikan sebesar 54,65 persen.
Ekspor non migas dari US$ 1,52 miliar pada Bulan Januari 2022 turun menjadi US$ 1,49 miliar pada Bulan Februari 2022, sebaliknya ekspor migas dari US$ 92,55 juta pada Bulan Januari 2022 naik menjadi US$ 143,12 juta pada Bulan Februari 2022.
Sementara itu, selama Januari-Februari 2022, nilai ekspor Riau mengalami kenaikan sebesar 26,76 persen dibanding dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh naiknya ekspor non migas sebesar 31,80 persen, meskipun ekspor migas mengalami penurunan sebesar 15,81 persen.
“Penurunan ekspor migas disebabkan oleh turunnya ekspor minyak mentah sebesar 100 persen, meskipun ekspor industri pengolahan hasil minyak mengalami kenaikan sebesar 367,75 persen,” ujar Misfaruddin.
Misfaruddin menyampaikan, dari 10 golongan barang ekspor non migas terbesar bulan Februari 2022 dibanding Januari 2022, lima golongan mengalami penurunan, yang terbesar antara lain yaitu Lemak & Minyak Hewan/Nabati sebesar US$ 103,87 juta, Bubur Kayu (Pulp) US$ 44,61 juta dan Berbagai Produk Kimia US$ 19,04 juta.
“Sedangkan yang mengalami kenaikan antara lain Kertas dan Karton US$ 35,69 juta, Ampas dan Sisa Industri Makanan sebesar US$ 2,76 juta, dan Berbagai Makanan Olahan US$ 2,12 juta,” paparnya.
Selama Januari-Februari 2022, ekspor 10 golongan barang utama non migas memberikan kontribusi sebesar 99,36 persen terhadap total ekspor non migas.
Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama non migas tersebut mengalami kenaikan sebesar 32,35 persen terhadap periode yang sama tahun 2021.(sars)