Kenaikan nilai NTNP Riau salah satunya disebabkan naiknya harga udang.
PEKANBARU (perepat.com)-Kepala BPS Provinsi Riau, Drs Misfaruddin menyebutkan bahwa Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) Provinsi Riau pada Oktober 2022 mengalami kenaikan sebesar 0,79 persen.
“Oktober 2022, NTNP Riau mencapai 102,84. Angka ini naik dibanding periode September sebesar 102,03,” ujar Misfaruddin, Ahad (6/11/2022).
Misfaruddin mengatakan hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,66 persen berbanding terbalik dibandingkan indeks harga yang dibayar petani yang mengalami penurunan sebesar 0,13 persen.
“Naiknya indeks harga yang diterima petani (It) pada Oktober 2022 disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,99 persen, khususnya belanak, baung dan udang,” paparnya.
Sedangkan It pada kelompok perikanan budidaya mengalami penurunan sebesar 0,45 persen, khususnya nila tawar, patin tawar, bandeng payau dan lain-lain.
Sementara itu, penurunan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,58 persen, khususnya cabai merah, cabai rawit, cabai hijau.
“Namun, untuk indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,80 persen, khususnya solar, benih mas atau karper tawar, bensin,” sebut mantan Kepala BPS Provinsi Maluku Utara tersebut.
Misfaruddin menjelaskan Nilai Tukar Nelayan (NTN) pada Oktober 2022 sebesar 104,05 naik sebesar 1,16 persen dibandingkan NTN bulan sebelumnya sebesar 102,86. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen sedangkan Ib mengalami penurunan yaitu turun sebesar 0,17 persen.
Kenaikan It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok penangkapan perairan umum, khususnya baung, udang dan selais, sebesar 1,40 persen. Diikuti kenaikan indeks harga pada kelompok penangkapan laut sebesar 0,76 persen, khususnya belanak, senangin, udang laut dan lain-lain.
“Penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,57 persen, khususnya cabai merah, cabai rawit, cabai hijau. Sedangkan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,92 persen, khususnya solar, bensin, dan perangkap,” jelasnya.
Kemudian, untuk Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) pada Oktober 2022 mengalami penurunan sebesar 0,43 persen, yaitu dari 99,36 pada September 2022 menjadi 98,93 pada Oktober 2022. Hal ini disebabkan oleh turunnya It sebesar 0,45 persen relatif lebih tinggi dibandingkan penurunan Ib sebesar 0,02 persen.
Penurunan It disebabkan turunnya indeks harga pada kelompok budidaya air payau sebesar 2,50 persen, khususnya bandeng payau, dan nila payau. Diikuti turunnya indeks harga pada kelompok budidaya air tawar, khususnya nila tawar, patin tawar, gurame tawar sebesar 0,35 persen sedangkan kelompok budidaya laut relatif stabil.
“Disamping itu, penurunan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,62 persen, khususnya cabai merah, cabai rawit, cabai hijau. Sedangkan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,40 persen, khususnya benih mas atau karper tawar, pelet, bensin,” tukas Misfaruddin.(sars)