Kepala BPS Riau, Drs Misfaruddin MSi.(foto dok: perepat.com)
PEKANBARU (perepat.com)-Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Riau berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan III-2022 mencapai Rp249,65 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp135,30 triliun.
Kepala BPS Riau, Drs Misfaruddin MSi menjelaskan ekonomi Riau triwulan III-2022 terhadap triwulan III-2021 mengalami pertumbuhan sebesar 4,63 persen (y-on-y). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 23,50 persen. Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 30,43 persen.
“Pertumbuhan terjadi pada hampir semua lapangan usaha, kecuali lapangan usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial yang terkontraksi sebesar 2,87 persen,” kata Misfaruddin.
Dijabarkan Misfaruddin, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan adalah Transportasi dan Pergudangan sebesar 23,50 persen; Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 19,65 persen; dan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 15,41 persen. Sementara itu, Industri Pengolahan dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 5,94 persen dan 3,59 persen.
Menurutnya ekonomi Riau triwulan III-2022 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 4,34 persen (q-to-q). Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,90 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 48,43 persen.
Sementara itu, ekonomi Riau triwulan III-2022 jika dihitung tanpa migas tumbuh 5,05 persen (y-on-y), meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang tumbuh 5,02 persen. Secara spasial, pada triwulan III-2022 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 5,12 persen terhadap perekonomian nasional.
“Provinsi Riau merupakan provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa,” sebutnya.(sars)