Ilustrasi.
perepat.com–Saudaraku, apakah yang menyebabkanmu lalai dari mendapatkan shaf pertama dalam sholat berjamaah?
Kita mungkin sudah mendengar banyak hal terkait dengan keutamaan sholat berjemaah. Kita pun Insya Allah terus berupaya untuk melaksanakan sholat wajib kita secara berjamaah di masjid dengan semampu kita. Akan tetapi, apakah kita pernah mendengar betapa keutamaan shaf pertama itu sangatlah besar?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَوْ يعْلمُ النَّاسُ مَا في النِّداءِ والصَّفِّ الأَولِ. ثُمَّ لَمْ يَجِدُوا إِلاَّ أَنْ يسْتَهِموا علَيهِ لاسْتهموا علَيْهِ، ولوْ يعْلَمُونَ مَا فِي التَّهْجِير لاسْتبَقوا إَليْهِ، ولَوْ يعْلَمُون مَا فِي العَتَمَةِ والصُّبْحِ لأتوهمُا ولَوْ حبوًا متفقٌ عليه
“Jikalau manusia mengetahui apa yang ada di dalam azan dan shaf pertama, kemudian mereka tidak mendapatkan hal itu kecuali dengan berundi atasnya, maka niscaya mereka akan berundi. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam bersegera pergi ke masjid, maka niscaya mereka akan berlomba-lomba kepadanya. Jikalau mereka mengetahui apa yang ada di dalam Sholat Isya dan Sholat Subuh, maka niscaya mereka akan mendatangi keduanya walau dalam keadaan merangkak.” [1]
Syekh Abdurrahman bin Fahd Al-Wad’an Ad-Dusiriy menjelaskan 3 (tiga) faedah utama dari hadis ini, antara lain:
Pertama: Shaf pertama adalah yang paling afdal
Dianjurkan bagi seorang muslim untuk berupaya agar senantiasa mendapatkan shaf pertama di setiap sholat berjamaah. Dan tidak dianjurkan bagi orang yang datang di awal waktu ke masjid, namun dengan sengaja terlambat untuk mengejar shaf pertama kecuali dengan uzur. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
تقدموا فأتموا بي، وليأتم بكم من بعدكم، ولا يزال قومٌ يتأخرون حتى يؤخرهم الله
“Kalian majulah, dan berimamlah denganku, dan hendaklah orang sesudah kalian berimam kepada kalian. Jika suatu kaum membiasakan diri melambat-lambatkan sholatnya, maka Allah juga melambatkan (dalam memasukkannya ke surga, atau melambatkan diri untuk mengentaskannya dari neraka).” (HR. Muslim) [2]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata:
من جاء أول الناس وصف في غير الأول، فقد خالف الشريعة
“Barangsiapa yang lebih dahulu datang dari orang lain (dalam rangka sholat berjamaah di masjid -pen.) kemudian berdiri bukan di shaf pertama, maka ia telah menyelisihi syariat.” [3]
Orang yang meninggalkan shaf pertama telah mengharamkan dirinya dari kebaikan yang melimpah.
Al-Mutanabbi berkata:
ولم أرَ في عيوبِ الناسِ شيئًا ♦♦♦ كنقص القادرين على التمامِ
“Aku tidak pernah melihat kekurangan atau aib pada manusia, kecuali orang yang mampu untuk berbuat lebih besar, namun dia tidak melakukannya dan menyerah pada keadaan.”[4]
Kedua: Menyegerakan diri menuju masjid
Maksud dari “التَّهْجِير”, yaitu menyegerakan diri untuk berangkat menuju masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menganjurkan kita untuk bersegera menuju masjid karena terdapat keutamaan agung yang terkandung di dalamnya, seperti: mendapatkan shaf pertama, melaksanakan sholat di awal waktu, mengerjakan sholat-sholat sunah, membaca Al-Qur’an, memperoleh istigfar malaikat, serta melaksanakan sholat (sunah) sembari menunggu waktu shoat (wajib), dan sebagainya.
Allah Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَحْمِلُونَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُونَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُونَ لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
“Para malaikat yang memikul ‘Arsy dan di sekitarnya bertasbih memuji Tuhan mereka dan beriman kepadaNya, serta memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman seraya berkata, ‘Wahai Tuhan kami, rahmat dan ilmu-Mu meliputi segala sesuatu. Ampunilah orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan-Mu. Peliharalah mereka dari azab neraka”. (QS. Ghafir: 7)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إنَّ أحدَكم إذا دخلَ المسجدَ كانَ في صلاةٍ ما كانتِ الصَّلاةُ تحبِسُهُ والملائِكةُ يصلُّونَ على أحدِكُم ما دامَ في مجلسِهِ الَّذي صلَّى فيهِ يقولونَ اللَّهُمَّ اغفِر لَهُ اللَّهُمَّ ارحَمهُ اللَّهُمَّ تب عليهِ ما لم يُحدِثْ فيهِ ما لم يؤذِ فيهِ
“Sungguh, jika salah seorang dari kalian masuk masjid, ia akan tetap dalam hitungan sholat selama sholatlah yang menahannya. Dan para malaikat tetap mendoakan salah seorang di antara kalian selama ia berada di dalam majelisnya (tempat ia sholat). Mereka berdoa, ‘Ya Allah ampunilah ia, ya Allah rahmatilah ia, ya Allah terimalah tobatnya.’ Hal ini akan tetap berlangsung selama ia belum berhadats dan tidak menyakiti.” [5]
Ketiga: Kewajiban untuk melaksanakan sholat-sholat (lima waktu) secara berjamaah, khususnya Sholat Isya dan Subuh
Perhatian terhadap dua waktu sholat tersebut merupakan tanda keimanan yang hakiki dan terhindar dari sifat munafik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إن أثقل صلاة على المنافقين صلاة العشاء وصلاة الفجر، ولو يعلمون ما فيهما لأتوهما ولو حبوًا
“Sesungguhnya sholat yang paling berat bagi orang munafik adalah Sholat Isya dan Sholat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui pahala yang ada pada keduanya, pasti mereka akan mendatanginya meskipun dengan merangkak.” [6]
Allah Ta’ala telah menyiapkan bagi hamba-Nya yang menjaganya (keistiqomahan sholat berjamaah Isya dan Subuh, red) keutamaan yang besar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kalimat “ولو يعلمون ما فيهما” (Andai mereka (umatku) mengetahui apa yang ada pada keduanya (Sholat Isya dan Subuh)), yaitu: pahala. Sedangkan kalimat لأتوهما ولو حبوًا (niscaya mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak) merupakan dalil atas keutamaan agung yang akan diberikan oleh Allah Ta’ala kepada mereka yang senantiasa menjaga dua waktu sholat tersebut secara berjamaah.
Dengan kata lain, kalimat tersebut juga mengandung makna: Laksanakan dua sholat ini secara berjamaah di masjid, meskipun dengan keadaan sakit lumpuh tidak dapat berjalan. Hal ini tidak lain adalah sebagai bentuk keagungan dan kemuliaan dua sholat tersebut di hadapan Allah Ta’ala. Namun demikian, masih saja banyak manusia yang enggan melaksanakan Sholat Subuh secara berjamaah padahal keutamaannya sangat besar. Pastikan dirimu bukan bagian dari mereka.
Semoga Allah Ta’ala memudahkan kita untuk senantiasa menjaga keistikamahan dalam memperoleh shaf pertama dalam setiap sholat berjamaah di masjid, serta memperoleh keutamaan dan keagungannya. Aamiin Allahumma Aamiin.***
Wallahu a’lam bishshawab
Sumber: muslim.or.id