Ilustrasi.
PEKANBARU (perepat.com)-Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Riau, hingga Oktober 2022 telah ditemukan 8.034 ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) di Provinsi Riau. Dimana 3.711 orang saat ditemukan sudah dalam stadium AIDS.
“Penemuan kasus HIV di Provinsi Riau jumlahnya yang baru sebesar 8.034 atau setara dengan (69,2 persen),” ujar Wakil Gubernur Riau (Wagubri), Brigjen TNI (Purn) Edy Natar Nasution.
Dijelaskan Edy, bahwa karakteristik temuan kasus HIV dan AIDS di Provinsi Riau sudah mengarah kepada populasi umum. Dimana jumlah terbesar berada di Kota Pekanbaru dengan temuan kasus sejumlah 4.730 orang.
“Temuan kasus pada ibu rumah tangga menduduki rangking ke-3 terbesar dan jika dikelompokkan ke dalam kelompok usia, maka temuan kasus HIV terbesar banyak ditemukan pada kelompok umur 25 sampai dengan 45 tahun. Artinya ini usia produktif,” kata orang nomor dua di Bumi Lancang Kuning itu.
Menurutnya, dalam upaya percepatan penanggulangan HIV/AIDS secara nasional pemerintah telah menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Standar itu harus dicapai oleh Pemerintah Daerah dan sudah tertuang dalam PP Nomor 2 tahun 2018. Dimana pencapaian SPM tersebut menjadi tanggungjawab pemerintah daerah, bupati, wali kota dan gubernur.
“Pemprov Riau sudah berupaya untuk melakukan penanggulangan HIV/AIDS. Dengan menetapkan Perda Nomor 4 tahun 2006 tentang Penanggulangan HIV/AIDS dan kelembagaan Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi Riau. Oleh karena itulah, orang yang terdampak HIV/AIDS (ODHA) ini harus dilakukan pendekatan dan dirangkul untuk menanganinya agar pertolongan bisa berjalan lancar,” ungkap Edy.
Edy mengimbau agar Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait dapat melakukan penganggaran tentang HIV/AIDS sesuai dengan peraturan yang berlaku. Karena, kebijakan alokasi anggaran ini sebagai salah satu bukti dan dapat memberikan gambaran upaya memerangi HIV/AIDS mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah.
“Mari kita masifkan promosi pencegahan dan pengendalian HIV/AIDS. Manfaatkan media digital, teknologi digital terbaru, perluaskan akses pencegahan dan tes, hingga pengobatan. Jangan sampai ada pemberhentian pengobatan, dengan begitu satukan langkah cegah HIV semua setara akhiri AIDS diharapkan semua pihak bersama masyarakat dapat berperan aktif dalam mengakhiri epidemi HIV,” ucap Edy.(dan)