Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi.(dok: media center riau)
PEKANBARU (perepat.com)-Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi menargetkan tidak ada lagi desa tertinggal di Provinsi Riau pada tahun 2024 mendatang. Untuk mencapai target itu, ada beberapa intervensi yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau. Diantaranya, penambahan penyertaan modal desa di Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), penyertaan modal BUMDesa bersama, klasifikasi BUMDesa tahun 2022.
“Kemudian pengembangan BUMDesa model disetiap kabupaten, dan pengembangan BUMDesa bersama dan kawasan perdesaan. Pada tahun 2022 indeks desa membangun (IDM) Provinsi Riau berada pada peringkat 17 dari 33 Provinsi di Indonesia dan dengan nilai IDM 0,7012 atau pada status berkembang,” ujar Syamsuar.
Syamsuar melihat permasalahan ini perlu diberikan perhatian serius. Salah satu caranya ialah dengan menyalurkan bantuan keuangan desa yang mana saat ini di Provinsi Riau telah terdapat 159 desa mandiri, 520 desa maju, 801 desa berkembang, 87 desa tertinggal, dan 24 desa sangat tertinggal.
Jumlah diatas mengalami kemajuan yang signifikan, dimana pada tahun 2019 hanya terdapat 10 desa mandiri, 163 desa maju, 951 desa berkembang, 422 desa tertinggal, dan 45 desa sangat tertinggal yang ada di Provinsi Riau.
“Alhamdulillah dengan adanya bantuan keuangan yang kami berikan kepada desa sekarang kondisi tahun 2022, desa mandiri kita sudah mencapai 159,” terang Syamsuar.
Diakui orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning itu, status desa sangat tertinggal masih banyak ditemui di Kabupaten Kampar dan Kabupaten Kepulauan Meranti. Untuk itu dua Kabupaten ini akan menjadi fokus perhatiannya, sehingga status desa sangat tertinggal dapat hilang di Bumi Lancang Kuning ini.
“Inilah target kami tahun 2024. Insya Allah kita ada intervensi terhadap bagaimana kita memperhatikan desa, agar desa tertinggal dan sangat tertinggal ini hilang,” tegas Syamsuar.(dan)