Minyakita semakin sulit ditemukan di pasar tradisional.
PEKANBARU (perepat.com)-Minyak goreng merupakan salah satu komoditas yang paling dibutuhkan masyarakat setiap harinya untuk mencukupi kebutuhan pangan. Kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini semakin sangat meresahkan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat dari kelas menengah ke bawah.
Kelangkaan minyak goreng yang kembali terjadi di Riau menjadi tanda tanya besar bagi Gubernur Riau, Drs H Syamsuar MSi. Menurut orang nomor satu di Bumi Lancang Kuning itu, kelangkaan minyak goreng ini tidak seharusnya terjadi di Riau, sebagai daerah penghasil sawit terbesar di Indonesia.
Agar kelangkaan ini tidak sampai terjadi menjelang memasuki Bulan Ramadan dan Idul Fitri 1444 H/2023, ia meminta seluruh pihak terkait di Pemprov Riau maupun kabupaten/kota terus meningkatkan komunikasi.
“Riau ini merupakan provinsi penghasil sawit terbesar di Indonesia. Seharusnya tidak terjadi kelangkaan minyak goreng,” kata Syamsuar, Senin (13/2/2023).
Syamsuar mengharapkan agar harga minyak goreng tetap stabil dan terkendali. Sebab, jika harga minyak goreng terlalu tinggi, maka akan menimbulkan inflasi yang cukup besar.
“Jadi mari kita bersama-sama menjaga angka inflasi tetap stabil. Sehingga ekonomi Riau di tahun 2023 bisa tumbuh dan naik cukup besar,” pesan Syamsuar.
Sebagaimana diketahui, kelangkaan minyak goreng ini sudah terjadi di pasar pasar tradisional di Riau. Dimana informasi ini sebelumnya juga sudah diketahui kepala dinas perdagangan Riau.
Terutama minyak goreng pemerintah, yakni “Minyakkita” yang sudah sulit ditemukan di pasar tradisional. Sementara minyak goreng tersebut selalu ditunggu masyarakat karena harganya cukup murah dan membantu masyarakat.(dan)