ilustrasi.
JAKARTA (perepat.com)-Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI menyiapkan strategi pencegahan bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Hal ini mengingat prediksi pada tahun 2023 curah hujan akan menurun dan Indonesia akan mengalami kondisi lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir.
Kepala BNPB RI, Letjen TNI Suharyanto mengatakan, potensi terjadinya Karhutla juga semakin tinggi karena kondisi lahan akan ikut kering jika curah hujan menurun.
“Tahun 2023 diprediksi cuaca kemaraunya lebih tinggi dibanding tahun 2022, 2021 dan 2020. Makanya BNPB terus menggesa persiapan langkah-langkah pencegahan agar karhutla dapat dikendalikan dan diatasi,” ujar Suharyanto menukil dari keterangan persnya, Selasa (24/1/2023).
Adapun langkah-langkah yang dimaksud antara lain dengan berkoordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah, menyiapkan operasi darat dan udara serta melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).
“Tahun ini kita akan menyiagakan lebih banyak helikopter, 49 unit helikopter. Jika masih kurang, BNPB akan berupaya memenuhi kebutuhan. Kita juga akan menyiagakan helikopter untuk patroli dan water bombing, kemudian melakukan teknologi modifikasi cuaca untuk merekayasa cuaca, termasuk menyiapkan dana siap pakai untuk operasional,” bebernya.
Suharyanto mengimbau kepada pemerintah daerah agar menetapkan status kedaruratan. Karena BNPB belum bisa memberikan dukungan jika belum ada status tersebut.
“Dana BNPB bisa mendukung masuk ke daerah, syaratnya jika sudah ada status siaga darurat atau tanggap darurat,” tegas Suharyanto.(wan)