Gambar pasca ledakan bom di pintu Gereja Kathedral Makassar, Sulawesi Selatan.(foto.ist/repeo Indozone.id/perepat.com)
JAKARTA (perepat.com)–Ahad pagi duha menjelang siang, 14 Sya’ban 1422 (28 Maret 2021) terjadi ledakan bom bunuh diri di pintu masuk Gereja Kathedral Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Saat jumpa pers yang juga disiarkan televisi tak lama kejadian, Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian Republik Indonesi (Kadiv Humas Markas Besar Polri), Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Argo Yuwono menyatakan dua pelaku tewas dan 14 orang luka-luka terkena ledakan.
“Rata-rata luka di bagian leher, dada, muka, tangan dan kaki. Ada sekuriti yang luka di bagian perut dan kepala,” ujar Argo menerangkan.
Informasi dari Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Sulsel, Komisaris Besar (Kombes) Endra Zulpan, sebagaimana diberita rri.co.id, korban pelaku yang meninggal diduga laki-laki. Petugas berwenang masih menyelidiki identitasnya dari potongan tubuh mereka yang dikumpulkan.
“Kita belum bisa sampaikan. Kan masih mengumpulkan potongan tubuhnya,” tandas Zulpan.
Perkembangan terakhir, mengutip SuaraSulsel.id, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulsel, Irjen Pol Merdisyam, menyebut jumlah korban bertambah menjadi 20 orang. Ketika menyambangi korban di Rumah Sakit (RS) Stella Maris, Ahad petang, setelah penanganan awal di beberapa rumah sakit, mereka yang memerlukan perawatan intensif akan dipusatkan di RS Bhayangkara, Jalan Andi Mappaoddang 63, Jongaya, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.
“Kami pusatkan penanganan korban di RS Bayangkara dengan terpadu, agar bisa lebih mengontrol dan mengawasinya,” terang Merdisyam.
Ditanyai ketika menyambang korban itu, Merdisyam belum dapat menyatakan identitas jelas pelaku bom bunuh diri itu. Tuturnya, masih dilakukan pendalaman oleh Densus 88. Rencananya, Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo akan segera ke Makassar.
Tampak bersama Kapolda Sulsel pada kunjungan di RS Stella Maris itu, Panglima Kodam (Pangdam) XIV/Hasanuddin, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Andi Sumangerukka, Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto dan sejumlah pejabat utama Polda Sulsel.
Fakta Peristiwa di TKP
Ledakan bom bunuh diri yang terjadi, Ahad, 14 Sya’ban 1442 (28 Maret 2021), pukul 10.28 WITA sungguh membuat banyak pihak tersentak dan terkesima.
Melansir pemberitaan CNBC Indonesia, rekaman video sebelum ledakan terjadi memerlihatkan dua mobil terparkir di depan gereja di Jalan Kajaolalido, Makassar itu.
Di trotoar tampak empat orang yang sedang berjalan. Setelah itu, ada mobil putih melintas. Lantas, seketika tanpa dinyatana terdengar ledakan yang cukup dahsyat, yang disertai asap putih yang membubung tinggi. Kemudian diketahui dua pelakunya, tewas beserpihan. Sepeda motor yang mereka kendarai ringsek.
Para saksi mata melihat banyak serpihan tubuh sejumlah korban yang berhamburan di sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Tak lama setelah itu, sejumlah aparat kepolisian berdatangan. Di sekitar TKP) beberapa polisi melingkarkan utasan garis polisi (police line), membatasi pihak tak berkepentingan dilarang melewatinya.
Meski TKP sekira 300 meter dari lapangan Karebosi, tempat vaksinasi Covid-19, Kendati, menurut laporan jurnalis CNN Indonesia TV, Ibnu Munsir, peristiwa tersebut tidak mengganggu kegiatan vaksinasi.
Peristiwa ledakan itu juga diberitakan beberapa media asing. Di antaranya, Kantor berita Aljazeera, Reuters kantor berita yang bermarkas di London (Inggris), media lokal Prancis, Le Figaro, portal berita asal China, Xinhua, dan portal berita Singapura, Channel News Asia.
Sejumlah pihak di tanah air pun mengutuk keras perbuatan biadab itu. Di antaranya oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat juga Pemuda Muhammadiyah Kota Makassar.
“MUI mengutuk dengan keras tindakan pelaku peledakan bom di Makassar pagi ini yang telah membuat ketakutan di tengah-tengah masyarakat dan telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa,” tegas Waketum MUI Anwar Abbas dalam keterangannya kepada Indozone.(din/sars)