Paparan.net | Bogor – Pengurus Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI (IKKT) Pragati Wira Anggini berkunjung ke kota Bogor dalam rangka memberikan dukungan terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Kunjungan tersebut didampingi oleh Ketua dan pengurus persit kartika Chandra kirana cabang XVI Dim 0606 Kota Bogor.
Tujuan dari kunjungan ini adalah untuk mengangkat dan mempublikasikan UMKM yang ada di Bogor, karena UMKM ini merupakan ujung tombak perekonomian Indonesia. Selain itu, saat ini Presiden Joko Widodo sedang menggalakkan UMKM di masa pandemi covid-19. Kata ketua harian IKKT Pragati Wira Anggini ibu Atie Ganip Warsito, Jumat (12/03/21).
Perlu diketahui, kata ibu Atie bahwa kami pengurus IKKT ini adalah istri dari tentara yang ada di Mabes TNI, dan di dalam organisasi IKKT, ada majalah yang kami kelola dan diterbitkan 2 kali dalam setahun. Jadi, semua ibu-ibu ini merupakan tim redaksi dari majalah tersebut.
Tadi kita sudah mengunjungi pabrik pembuat tempe yang dikenal dengan nama Rumah Tempe Indonesia (RTI) yang bertempat di Jalan Raya Cilendek No.27, Cilendek, Bogor,. Disitu kita banyak memperoleh informasi, seperti proses pembuatan tempe, bahan-bahan yang digunakan, dan juga alat-alat yang digunakan dalam membuat tempe, Kata Istri dari Kasum TNI Letjen TNI Ganip Warsito.
Saya menyimak beberapa penjelasan dari pemilik RTI, bahwa untuk menjadi pengrajin tempe ada hal-hal yang perlu diperhatikan, seperti penentuan lokasi yang baik. Contoh jauh dari pembuangan sampah dan akan jauh lebih baik lagi kalau di lokasi tersebut ada aliran sungai, ruangan yang digunakan harus diatur sistem ventilasi dan pencahayaan, dan mengatur sanitasi dan pengelolaan limbah. Ujar ketua harian IKKT.
“Kalau ada masyarakat yang tidak doyan tempe karena pernah melihat proses pembuatan yang secara tradisional, maka setelah melihat RTI ini, saya yakin mereka akan mulai berani mengkonsumsi tempe”.
“Sekarang ini kita berada di lokasi kedua setelah Kunjungan di RTI. Disini kita mengunjungi pengrajin wajan, untuk melihat dan menyaksikan langsung proses pembuatan wajan yang secara manual atau tradisional”
Kalau kita melihat pengrajin wajan ini, mereka sangat luar biasa, karena bisa membuat wajan dari bahan baja dengan cara dipukul menggunakan martil, dan ini juga mengeluarkan suara yang sangat bising, namun mereka semua tidak merasa terganggu ataupun merasa tidak nyaman.
Oleh karena itu, kita akan memberikan dukungan kepada mereka semua dengan cara mempublish di majalah yang dikelola oleh IKKT.
Harapan Kita dengan adanya kunjungan ini dan juga nanti setelah kita publish, masyarakat yang melihat dan membaca dapat terinspirasi, bahwa untuk membangun UMKM, yang diperlukan adalah niat dan juga kemauan yang kuat sehingga melahirkan banyak pengusaha pengusaha yang bergerak di bidang pengrajin tempe yang higienis, dan juga pengrajin pengrajin yang lainnya, karena dengan begitu, mereka dapat berkontribusi terhadap negara dengan cara menyerap tenaga kerja. (Raf)