Sholat tarawih di Kota Tarim, Yaman, bisa dilaksanakan 100 rakaat dalam satu malam.(foto istimewa)
TARIM–Di Indonesia, umat Islam melaksanakan Sholat Tarawih 8 atau 20 rakaat ditambah Sholat Witir 3 rakaat. Berbeda dengan umat Islam di Kota Tarim, Hadhramaut, Yaman. Mereka bisa melaksanakan Sholat Tarawih 100 rakaat dalam satu malam.
Dikutip dari Sindonews.com, Kota Tarim ini lebih terkenal dengan keilmuan dan kerohaniannya, dibandingkan kota-kota lainnya di Yaman. Nama Tarim diambil dari nama seorang penguasa yang membangun kota tersebut, yaitu Tarim bin Hadhramaut. Menurut sumber lain, yang membangun Kota Tarim adalah Sa’ad Al-Kamil.
Adapun sebutan lain dari Kota Tarim adalah Al-Ghanna, yang artinya sebuah tempat yang sangat subur. Disebut demikian, karena di kota Tarim banyak terdapat tempat-tempat yang rimbun, pohon-pohon yang tumbuh dan banyak pula sumber airnya.
Selain subur, kota ini juga dikenal sebagai pusat berkumpulnya para aulia Allah dan ulama-ulama besar ahli fikih. Kota ini juga pusat dari berbagai disiplin ilmu agama.
Pernah dituturkan oleh As-Syekh Ali bin Salim: ”Sesungguhnya yang berdiri di saf pertama di Masjid Jamik Kota Tarim pada saat ibadah salat Jumat semuanya adalah ulama yang saleh.”
Salah satu keistimewaan Tarim adalah selalu dikunjungi banyak orang yang berniat untuk berziarah, atau sekadar mengambil berkah kepada para aulia Allah. Selain itu, menuntut ilmu agama seperti yang dilakukan oleh pelajar-pelajar asal Indonesia, maupun dari negara lain di dunia.
Ibadah Sepanjang Malam
Menjelang memasuki bulan Ramadhan, warga Tarim sudah biasa mengikuti pengajian untuk Tarhib atau menyambut kedatangan tamu agung tersebut. Ketika memasuki bulan Ramadhan, keadaan Kota Tarim berubah 180 derajat. Siang menjadi malam dan suasana malam menjadi siang.
Seperti aktivitas jual beli dan transaksi laninya dilaksanakan pada malam hari sampai menjelang terbit Fajar. Pasar dan aneka toko semuanya dibuka di malam hari.
Hanya sedikit saja yang bisa kita jumpai dari selepas Sholat Subuh sampai Zuhur. Karena waktu ini adalah waktunya orang- orang beristirahat.
Satu hal yang membedakan Kota Tarim dengan kota Islam lainnya di dunia adalah dalam pelaksanaan Sholat Tarawih. Jika di Indonesia biasanya Tarawih dilaksanakan serentak sekitar pukul 19:30 atau 20:00 waktu setempat, di Kota Tarim Sholat Tarawih berjamaah digelar mulai pukul 21.00 hingga menjelang Subuh.
Misalnya, Masjid Jamal Al-Lail, Masjid Sahl dan Masjid Bir yang konsisten menggelar Sholat Tarawih pukul 21:00 sampai 22:00 waktu setempat. Maka Masjid Ba ‘Alawi memulai Tarawih pada pukul 23:00 malam. Disusul berikutnya Masjid Al-Muhdhar pada pukul 00:30. Dan ditutup di Masjid Jamik Tarim yang dimulai pada pukul 01:30.
Sholat Tarawih di Tarim baru berakhir pukul 02:30 waktu setempat. Jadi, dalam semalam seseorang bisa melakukan Sholat Tarawih sampai 100 rakaat, jika mau dan mampu.
Oleh karena itu, kebanyakan masyarakat muslim Tarim mengambil waktu istirahatnya sebelum masuknya waktu Sholat Isya, guna menambah gairah dan semangat menjalankan ibadah shalat Tarawih berjamaah.***
(Reportase Muhammad Fathullah Ishak, mahasiswa tingkat 2 Universitas Al-Ahgaff Tarim Hadhramaut).