
Tuan Guru Syekh Haji Abdurrahman Ya’qub.
TEMBILAHAN (Perepat.com)– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inderagiri Hilir (Inhil) bersempena Milad ke-56, Senin 14 Juni 2021 (3 Dzul Qo’idah 1442) memberikan Anugerah Gemilang Award 2021 kepada enam tokoh.
Pemberian anugerah itu berdasarkan Keputusan Bupati Inhil No. Kpts. 458/VI/HK-2021, 11 Juni 2021 (30 Syawal 1442) tentang Pemberian Penghargaan Gemilang Award Tahun 2021.
Berikut, profil singkat para penerima Anugerah Gemilang itu yang perepat.com himpun dari berbagai sumber.
1. Tuan Guru Syekh Haji Abdurrahman Ya’qub Retih Inderagiri, lahir Sabtu 1 Dzul Qo’idah 1330 (12 Oktober 1912) di desa Sungaibangkar, Kecamatan Reteh (sekarang Kecamatan Keritang, red).
Ulama’, pendiri Madrasah Nurul Wathan yang masih bertahan hingga kini di desa Pasar Kembang, Kecamatan Keritang. Penulis beberapa kitab tentang tauhid, fiqih, ilmu waris dan ilmu falak (astronomi).
Mengarang tiga lagu berbahasa Arab, dan 12 lagu berbahasa Indonesia, berupa lagu Islamiy. Beliau dikenal sebagai Tuan Guru Pasar Kembang dan ada pula yang menyebutnya Tuan Guru Reteh.
Tentang kiprahnya telah menjadi bahan kajian skripsi, penelitian, dan tulisan oleh sejumlah orang. Diantaranya, Kholil Syu’aib dan Zulkifli M Nuh, Jaringan Intelektual Ulama Riau: Melacak Silsilah Keilmuan Syaikh Abdurrahman Ya’qub, dalam Jurnal Ilmiah Islam Futura, Vol. 17, No. 2, 2019, Zulkifli M Nuh, Alimuddin Hassan, dan Kholil Syu’aib, Tuan Guru Reteh Syekh Abdurrahman Ya’qub: Kiprah, Peran, dan Pemikirannya dalam Bidang Pendidikan Islam, dalam Potensia: Jurnal Kependidikan Islam, Vol. 4, No. 1, 2018; dan Tuan Guru Reteh: Syekh Abdurrahman Ja’cob (1912-1970), pecihitam.org Senin 16 Jumadil Akhir 1441 (10 Februari 2020).
Bukunya tentang ilmu waris, yaitu Ihwal al-Waritsatu fii Taqsiimu al-Tarikah (Ihwal Ahli Waris dan Pembagian Harta Warisan) telah dialihurufkan (alih aksara) dari huruf Arab Melayu ke huruf Latin oleh Tuan Guru H Drs Syafruddin Saleh Sai Gergaji MS, dan H Tajuddin Nur Abdul Rasyid Lc al-hafidz.
Kitab Nailu al Amaaniy lima’rifati al-Auqooti al-Syar’iyyah (Mengerahkan Keinginan Guna Mengetahui Waktu-waktu Yang Syar’iy) dialihhurufkan bertiga dengan H Zawil Irham Ibrahim MPdI.
Kedua-duanya diterbitkan oleh Pemkab Inhil pada Robi’ul Awwal 1438 Desember 2016, menjadi satu kesatuan dengan teks asli yang berhuruf Arab Melayu itu. Namanya pun telah diabdikan menjadi nama jalan.
Wafat, Rabu 9 Shafar 1390 (15 April 1970), yang dikebumikan tak jauh dari areal Madrasah (Pesantren) Nurul Wathan. Dikhawatirkan digerus longsor ke Paritalai, pusaranya dan beserta ayahnya dipindahkan yang kini dimakamkan bersama keempat isterinya di kubah khusus. Lokasinya tak jauh dari depan mihrab masjid Baiturrahman, desa Pasarkembang.
2. H Kemas Mursyid bin H Kemas Abdullah Siroj, lahir Ahad 16 Shafar 1338 (9 November 1919) di Perigi Raja, Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra), guru pendidikan agama Islaam dan muballigh.

Pendiri Madrasah al-Idrisiyah di Perigiraja dan di Tembilahan (nama sekolah ini merujuk kepada nama leluhurnya di Satu Ilir Palembang, Sumatera Selatan [Sumsel]). Pernah menjadi Wedana wilayah Kuindra (1951-1952) dan anggota DPRD Inhil (1975, hanya lebih kurang setahun karena mengundurkan diri).
Wafat di Tembilahan, Senin 14 Sya’ban 1420 (22 November 1999), usia 81 tahun 4 bulan menurut hitungan penanggalan hijriyah, yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan H Said.
3. H Abd Rasyid Al Djolok alias Unggal Jolok, lahir di Pulaukijang, 1339 H (?) (1921 M). Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat yang aktif di bidang seni mengarang syair-syair Melayu dan aktif di berbagai kegiatan kemasyarakatan. Berbadan kekar, bermisai melintir.
4. H Kamrus Hass, lahir di Kecamatan Enok , 1339 H (?) (1921 M). Tokoh Masyarakat yang berprofesi sebagai pengusaha. Direktur Perusahaan kontraktor, CV KAFSYAKH. Didirikan 1973, masih bertahan (eksis) hingga sekarang. Tak diperoleh data rinci, dan wafatnya.
5. Drs H Baharuddin Yusuf, asal daerah Gaung Anak Serka (GAS). Bupati Inhil (1967-1977). Menerima Penghargaan Trofi Parasamya Purnakarya Nugraha (1973), mula pertama anugerah itu diberikan diberikan kepada institusi pemerintahan yang berhasil mewujudkan karya tertinggi Pembangunan Lima Tahun Pelita) untuk kesejahteraan masyarakat (Peraturan Pemerintah No.38/ 1973).
Wakil Gubernur Riau (1980-1988) masa Gubernur Mayor Jenderal TNI (Purn) Imam Munandar (wafat di Pekanbaru, Selasa 6 Dzul Qo’idah 1408 [21 Juni 1988]- 34 tahun yang lalu). Birokrat dan Pemuka Islaam ini acap pula berkhutbah, dan pernah pula mengarang buku tentang maulid Nabiy Muhammad shola Allaahu ‘alihi wa sallam.
6. Dr H Abbas Said SH MH lahir (3 April 1944 ) di Kolaka, Sulawesi Tenggara (Sultra), (data dari Komisi Yudisial 3 Maret, tapi Wikipedia mencatat 3 April 1944). Karier hakim sudah ditekuninya sejak 1966 di berbagai daerah.

Meniti karir dari bawah sebagai akting hakim dengan tugas sebagai panitera penganti selulus Sekolah Jaksa dan Hakim Negara (1965). Semangatnya menuntut ilmu disela kesibukan bekerja patut ditiru. Menyelesaikan Strata 1 (S-1, 1969), Strata 2 (S-2, 2008).dan merampungkan program Doktoral Pasca Sarjana, Strata 3 (S-3) di Universitas Padjajaran (UNPAD) Bandung, Jawa Barat (Jabar), 2013.
Pernah bertugas di Tembilahan (1972-1983). Ketua Pengadilan Tinggi Provinsi Riau. Hakim Agung (2004-2010), Komisioner Komisi Yudisial (2010-2015), dan Wakil Ketua Komisi Yudisial (2013-2015).
Menikah dengan Syarifah Masnon, dikarunia tujuh anak. Seorang di antaranya Farhat Abbas, kelahiran Tembilahan, Sabtu 14 Jumadil Akhir 1396 (22 Juni 1976), sebagai pengacara yang juga kerap bertindak krusial tapi juga kontroversial. Satu-satunya penerima Anugerah Gemilang yang masih hidup.(raj/par)