Para demonstran memblokir jalan dan membakar ban sebagai bentuk penolakan terhadap rencana impor beras oleh pemerintah |
Paparan.net | Makassar – Organisasi Mahasiswa Pemuda Intelektual (OMPI) Sulawesi Selatan turun kejalan menolak rencana pemerintah mengimpor beras.
Organisasi ini melibatkan mahasiswa dari tiga perguruan tinggi yakni Korkam Unismuh,UIN, dan UNM.
Aksi kali ini dilakukan di jalan Sultan Alauddin atau depan kampus Universitas Muhammadiyah Muhammadiyah Makassar, Jumat (26/03/21).
Dari pantauan awak media, jalan Sultan Alauddin terlihat macet total karena para pendemo memblokir jalan menggunakan truk yang menuju arah kabupaten Gowa
Jenderal Lapangan sekaligus Kabid Humas Dan Advokasi DPP Ompi Sulsel, Ridwan Gallarrang dalam orasinya menyampaikan bahwa kami menolak rencana pemerintah untuk mengimpor beras yang jumlahnya sekitar satu juta ton.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lufti kata Ridwan, ini tentu melukai hati petani dengan rencana kebijakan tersebut. Masa pandemi COVID-19 ini, pemerintah seharusnya menjaga stabilitas sosial dan ekonomi masyarakat, bukannya mengimpor beras.
“Rencana kebijakan impor mengakibatkan harga gabah turun hingga Rp 1.400 per kg. Selain harga gabah turun, terjadi juga disinsentif petani dalam meningkatkan produksi padi, mengurangi cadangan devisa dan Indonesia juga bisa ketergantungan terhadap pangan luar negeri” Ungkapnya.
“Ini jangan di anggap main-main jika kami sebagai anak petani indonesia dipermainkan, maka Kami Ompi Sulsel meminta kepada bapak Presiden Joko Widodo segera mereshuffle Mentri Perdagangan (Mendag), Karna telah Butah melihat pontensi petani Padi khususnya di indonesia, mereka ini harusnya memahami bahwa Impor itu bukan kekuatan tetapi kelemahan”, tutup Ridwan Gallarrang dalam orasinya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum OMPI Arfandi Ippank saat berorasi menyampaikan pula bahwa untuk itu, kita tegaskan, jangan lukai hati petani, sebab Kalian hidup itu adalah jerih payahnya petani indonesia, jangan karena kepentingan pengusaha, pemerintah kemudian mengambil kebijakan-kebijakan yang tidak pro terhadap rakyat Indonesia.
Pak Presiden khususnya pak Mendag, cobalah lihat mereka yang sedang di sawah membajak sawah, lihat mereka yang sedang menanam, lihat mereka yang sedang memelihara tanaman, dan lihat mereka sampai mereka melakukan panen, mereka berkeringat, mereka lelah, mereka tersengat panasnya matahari, pak Mendag gunakanlah hati nuranimu dalam memimpin, sehingga engkau merasakan apa yang sedang dirasakan petani kita, tuturnya. (Siraj)