
Satu dari tiga jembatan duplikat yang dibangun di ruas jalan nasional Pekanbaru-Bangkinang telah rampung pengerjaannya.(foto dok Kemen PUPR)
JAKARTA (perepat.com)-Pembangunan tiga jembatan duplikat yang masing-masing berada di ruas jalan nasional Kota Pekanbaru dengan Kota Bangkinang sebagai Ibukota Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, tuntas dikerjakan.
Ketiga jembatan ganda tersebut adalah Jembatan Sei Poro, Jembatan Sei Bakan, dan Jembatan Sei Belanti. Ketiganya sudah dalam tahap diserahterimakan sementara atau Provisional Hand Over (PHO) pada Maret 2021.
“Pembangunan jembatan ini merupakan bentuk dukungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terhadap konektivitas Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar sebagai wilayah pendukung,” ujar Menteri PUPR RI, Basuki Hadimuljono.
Basuki menjelaskan, pembangunan jalan dan jembatan memiliki peran penting sebagai backbone dalam pengembangan konektivitas antar-wilayah dalam rangka memperlancar distribusi logistik di Indonesia.
“Konektivitas yang semakin lancar akan mengurangi biaya angkut kendaraan logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah,” kata Basuki dalam siaran persnya.
Kehadiran jembatan ganda tersebut telah dimanfaatkan oleh masyarakat karena akan mengurangi kemacetan akibat tingginya volume lalu lintas harian sekaligus akses angkutan logistik dari dan menuju Provinsi Riau dengan Sumatera Barat (Sumbar).
Masing-masing konstruksi jembatan duplikat berada di samping jembatan eksisting untuk mengurangi beban lalu lintas jembatan lama yang tetap difungsikan dua lajur. Sehingga total terdapat empat lajur dengan jembatan lama.
Pembangunan jembatan duplikat dilaksanakan oleh kontraktor lokal PT Bangun Mitra Abadi dengan masing-masing memiliki panjang berbeda. Jembatan Sei Poro sepanjang 30 meter, Sei Bakan sepanjang 35.8 meter, dan Sei Belanti sepanjang 25 meter, sementara untuk lebar jembatan sama 7,6 meter.
Untuk diketahui, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Riau Ditjen Bina Marga mengerjakan konstruksi jembatan ini sejak tanggal kontrak 23 Januari 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp25 miliar.(sap/din/sars)