Penyekatan jalur kendaraan di Kota Bukittinggi mulai diberlakukan.(foto dok antara)
BUKITTINGGI (perepat.com)–Kota wisata Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar) oleh Pemko Bukittinggi mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Mulai Rabu 26 Dzulqo’dah 1442 hingga Selasa 10 Dzul hijjah 1442 (7-20 Juli 2021), bertepatan saat ‘Id al-Adhha (Hari Raya Qurban).
Hari pertama pemberlakuan PKKM itu, di area Jam Gadang terpantau lengang. Di sekelilingnya dipasangi pagar besi, menghalangi orang meneronbos masuk.
Beberapa petugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tampak berjaga-jaga. Di Pasar Ateh (Atas), aktivitas peniaga berdagang juga tidak seramai sebelumnya.
“Sabalunnyo indak bapaga gai do. Baru hari kini ko. Lah tigo kali. Tahun Baru, Hari Rayo Puaso, Kini. (Sebelumnya tidak dipagari. Baru hari ini. Sudah tiga kali. Tahun Baru, Hari Raya Puasa (‘Id al-Fithri, red),” ucap Montiva Syamsu yang berdagang di Pasar Atas berbahasa Minang.
Selain area Jam Gadang, tempat-tempat wisata lain juga ditutup. Objek wisata berbayar Kebun Binatang, Taman Margasatwa Kinantan, Taman Panorama dan Lubang Japang serta Taman Benteng Fort de Kock juga ditutup.
Kemudian, penutupan juga dilakukan di sejumlah ruas jalan Bukittinggi. Untuk jalan Ring 1 ditutup mulai pukul 17.00 WIB, Ring 2 ditutup mulai pukul 20.00 WIB dan Ring 3 ditutup mulai pukul 21.00 WIB.
Jadual Berubah-ubah
Penutupan dengan aturan pembatasann jalur keluar masuk lalu lintas diberlakukan di 11 titik posko penyekatan. Penyekatan itu dari Simpang Atas Ngarai, Simpang Petak IKABE, Simpang Taluak Aua Atas, Simpang Jambu Ayia.
Juga di simpang sebelum jembatan layang (fly over), Simpang Pos Polisi Aua Kuniang, Simpang Istana Mie, Simpang BMW 2000, Simpang Surau Gadang, Simpang Taman Gaduik dan Simpang Gaduik Swalayan Budiman.
Menjadi keluhan yang membingungkan, setelah dua hari penerapan PPKM, jadual penyekatan berubah-ubah.
“Nan mambuek awak binguang, wakatu tutuiknyo baubah-ubah. Awak pulang manggaleh malam hari (Yang membuat saya bingung waktu tutupnya berubah-bah. Saya pulang menggalas – berdagang, malam hari),” tutur Montiva.
“Eee, awak walau pun pulang patang hari, kanai juo (Eee, saya walaupun pulangnya petang, kenak juga),” ucap Elpanida Yusuf menimpali suaminya Montiva.
Jadual pembatasan keluar masuk melalui penyekatan di beberapa ruas jalan di Kota Bukittinggi itu diakui Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Bukittinggi, AKP Ghanda Novidiningrat, perepat.com melansir dari sumbar.inews.id memang berubah setiap hari.
“Setiap hari kita lakukan analisa dan evaluasi (Anev) dengan aturan pembatasan jalur keluar masuk lalu lintas di 11 titik posko penyekatan, sehingga jadualnya kemungkinan berubah-ubah,” ucap Ghanda menuturkan.
“Seperti kemarin kita memulai penyekatan pada pukul 09.00 WIB hingga 17.00 WIB. Hari ini dimulai pukul 15.00 WIB hingga 19.00 WIB,” imbuhnya.
Masyarakat, ada yang mempedomani pemberitahuan penyekatan dari media sosial. Namun Ghanda mengingatkan agar masyarakat tidak terlalu berpedoman kepada pemberitahuan dari media sosial sebelum mengonfirmasi kepada kepolisian setempat.
Edaran di media sosial itu hanyalah satu rencana yang akan diterapkan sebelumnya. Belum bisa dilakukan saat ini, karena penerapan aturan pihak kepolisian akan terus menganalisis dan mengevaluasi (anev) penerapannya setiap hari.
“Takicuah awak dek wakatu nan baubah-ubah tun, (Tertipu saya dikarenakan waktu yangBerubah-ubah itu), kata Yasir Fatin agak menggerutu.
“Awak harus juo manggaleh ka pasa. Manjapuik rasaki walau urang langang,” tukas Yasir, lelaki yang baru saja menikah itu pula.
Penyekatan arus keluar masuk, sebagamanai disebutkan Kasatlantas Polres Bukittingi, dititik beratkan kepada kedatangan warga dari arah Padang, Payakumbuh dan Pasaman, sesuai dengan kesepakatan pada rapat Forkopimda. Pelaksanaannya disesuaikan dengan hasil evaluasi setiap hari.
Jadi, penyebab waktu penyekatan itu berubah-ubah karena alasan analisis dan evaluasi di lapangan. Namun nyatanya, perubahan waktu penutupan itu berimbas dengan kemacetan lalu lintas, terutama pada ruas jalan antarkota.
Kemacetan sudah mengarah keluar Bukittittinggi ke arah Padangpanjang ataupun masuk ke Bukittinggi dari arah Baso. Di dalam kota belum begitu berdampak, dan aktivitas masih normal.(cin)