
Jet tempur siluman generasi kelima F-35 milik Israel.
JAKARTA (perepat.com)–Pemerintah Amerika Serikat (AS) ternyata rutin memberikan bantuan dana kepada Pemerintah Israel. Bantuan pendanaannya berjangka panjang, sebagai komitmen (kesepakatan) perjanjian pemerintahan sebelumnya yang telah ditandatangani Presiden Barack Obama pada 2016.
Paket keseluruhan bantuan dana itu US$ 38 miliar (Rp 532 triliun = Rp 532.000 miliar – baca: lima ratus tiga puluh dua ribu miliar rupiah, yang setara lebih dari separuh anggaran setahun APBN Indonesia yang pada 2021 Rp1006,4 triliun ).
Jumlah yang wah sungguh sangat berlimpah …! Jumlah itu untuk pagu anggaran bantuan dana tahun 2017 hingga 2028, naik sekitar 6 persen (disesuaikan dengan inflasi) dibanding komitmen (kesepakatan) belanja dekade sebelumnya.
Memperkuat Militer Israel
Dana bantuan dari As itu prioritas penggunaannya oleh Israel untuk militerisasi. AS untuk hal ini ternyata telah sejak bertahun-tahun lalu sedia setia membantu.
Pada 2011, AS telah menggelontorkan bantuan yang totalnya US$ 1,6 (Rp 22 triliun). Berkolaborasi dengan AS, Israel telah menghabiskan jutaan dolar dana itu untuk mengembangkan teknologi militer, diantaranya sistem mendeteksi terowongan bawah tanah yang digunakan untuk menyusup ke Israel.
Juga untuk sistem pertahanan iron dome (sistem pertahanan dari serangan rudal yang basisnya ada di darat. Dari dana bantuan itu pulalah Israel memungkinkan dapat membeli peralatan militer canggih dari AS.
Kerjasama yang sangat hebat dan saling mengutungkan. Dari AS ke Israel, dan kembali lagi ke AS, lantas ke Israel kembali berupa peralatan militer.
Israel telah membeli 50 pesawat tempur F-35, yang dapat digunakan untuk serangan rudal (27 pesawat setakat ini telah dikirim) dengan biaya masing-masing sekitar US$ 100 juta (Rp 1,4 triliun).
Membeli pula delapan pesawat KC-46A Boeing ‘Pegasus’ seharga sekitar US$ 2,4 miliar (Rp 34 triliun). Ini mampu mengisi bahan bakar pesawat seperti F-35 di udara.
Dari US$ 3,8 miliar (Rp 53 triliun) yang diberikan kepada Israel pada 2020, dialokasikan US$ 500 juta (Rp 7 triliun) untuk pertahanan rudal. Juga investasi auntuk sistem pertahanan iron dome Israel, dan sistem lain yang dapat mencegat roket yang terdeteksi masuk.
Selain alasan-alasan lain, dana bantuan yang diberikan AS itu bertujuan memperkuat militer negara Yahudi itu agar menjadi satu diantara militer paling maju di dunia. Mengapa? Melemahkan dan menggoyahkan kekuatan militer negara-negara di Timur Tengah.
Itulah bagian dari komitmen bersejarah sejak dukungan AS untuk pembentukan negara Yahudi pada tahun 1948 yang mengenyampingkan Palestina.(syaf/wan)