
Advertorial 3
PEKANBARU (perepat.com)–Hitungan penanggalan masehi, hari ini 26 Juli 2021 (16 Zulhijjah 1442) Majelis Ulama Indonesia (MUI) memasuki milad (hari jadi atau hari penubuhan) ke-46. Penubuhan MUI dari kesepakatan pada Muktamar Nasional Ulama di Jakarta yang dibuka langsung oleh Presiden Soeharto, 26 Juli 1976 (13 Rojab 1396).
MUI dibentuk oleh Pemerintahan Orde Baru (Orba) untuk meredam pertentangan kelompok serta mewujudkan keharmonian dan kerjasama dalam hubungan antara umat Islam dan negara. Otoritas yang dimiliki MUI diharapkan akan menumbuhkan diskursus-diskurus (komunikasi) keberagamaan yang meredam pertentangan dan pertikaian.
Tak sebatas memberi fatwa atau nashihat atau seruan moral kepada pemerintah menyangkut masalah keummatan dan kebangsaan. Juga bimbingan syari’at kepada umat Islam, termasuk sertifikasi halal.
Sempena Milad MUI ke-46 yang pada suasana pandemi wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI Provinsi Riau, Tuan Guru Prof Dr H Ilyas Husti MA dan Ustadz Abunawas SAg MM mengharapkan ulama’-umaro’-masyarakat bersatu menanggulangi dampaknya. Keduanya juga mengharapkan masyarakat mematuhi penerapan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
“Kepada ummat Islaam, tingkatkan ‘ibadah dan perbanyak do’a meski di rumah, supaya wabah segera dilenyapkan Allaah Tabroka wa Ta’ala. Namun sertakan dengan ikhtiyariyah mematuhi protokol kesehatan (prokes),” harap Tuan Guru Ilyas sembari mengingatkan.
Ucapan Selamat Milad juga disampaikan oleh Ketua Umum dan Sekretaris Umum MUI Kota Pekanbaru, Prof Dr H Akbarizan MA MPd dan Dr H Hasyim SPdI MA. Keduanya berharap agar ummat tetap menjadikan fatwa MUI sebagai tuntunan dan bimbingan melaksanakan syari’at Islam berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Rosul Allaah Shola Allaahu ‘Alaihi wa Sallam, termasuk ketika menghadapi wabah atau pandemi.

Bagi Datuk Tuan Guru H Drs Syafruddin Saleh Sai Gergaji MS, Ketua II MUI Kota Pekanbaru dan Ketua Dewan Pimpinan Harian Lembaga Adat Melayu (DPH LAM) Riau Bidang Agama dan Nilai-nilai Adat (Bid AgNiA), MUI rumah besar yang menyatukan ummat Islam Indonesia.
Sebagai rumah besar, MUI tempat berkumpul dan berhimpun para ulama’ dan para cendekiawan untuk membimbing-membina-mencerahkan ummat dalam ikatan persatuan dan kesatuan dengan menghargai perbedaan furu’iyah (yang bukan prinsip utama).
“Bagi ummat Islam di tanah Melayu, ada dua rumah besar yaitu MUI dan LAM. MUI pada syari’at, LAM pada adat bersendi syara’ berlandas kitabulLaah,” tukas Buya Sapar (pebasaan akrab Tuan Guru H Syafruddin) yang juga Ketua Badan Pengawas (Bawas) Idaroh Kemakmuran Masjid Indonesia (IKMI) Kota Pekanbaru itu.
“Selamat Milad MUI. Selamat ummat menghadapi pandemi dan segala cabaran. Aamiin Yaa Mujib al-Saa-iliin.”(dan/lin)