![]() |
Gustiranda berpose di sekitar tanaman cabe yang ia kelola sendiri |
Paparan.net | Jeneponto – Selama masa pandemi covid-19, seluruh perguruan tinggi menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Dengan demikian beberapa mahasiswa memilih pulang ke kampung halamannya masing-masing.
Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Gustiranda, salah satu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Makassar yang berasal dari desa allu tarowang kecamatan tarowang kabupaten Jeneponto.
Gustiranda yang juga kader OMPI Sulawesi Selatan, tidak mau tinggal diam selama di kampung, ia melihat bahwa ada potensi yang bisa dikembangkan selama ada kemauan.
Salah satu potensi yang bisa dimanfaatkan adalah lahan sempit yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Sekarang kita kuliah jarak jauh, jadwalnya tidak tiap hari, banyak waktu yang kosong, bisa dimanfaatkan ke hal-hal positif salah satunya adalah bertani. Ujar Gustiranda Rabu, (24/02/21)
Kita sekarang perlu berbuat, karena alam kita ini kaya, tersimpan potensi yang perlu digali dan dieksplor dan jangan dibiarkan tanpa dimanfaatkan. Lanjutnya
“Saat ini saya menanam cabe di lahan yang sempit. Niat awalnya hanya untuk mengisi waktu luang tapi ternyata menyenangkan apalagi hasilnya sangat menguntungkan dan pada akhirnya saya kerjakan secara serius”. Tuturnya
Sekarang saya mengajak para petani yang ada disini untuk menanam cabe, tomat, dan terong. Ini yang saya anjurkan karena secara ekonomi menguntungkan dan dari segi waktu tidak begitu lama kita sudah bisa panen. Ungkapnya
Sekarang kita di masa yang sulit, semuanya serba mahal selama masa pandemi, dan kita perlu bersyukur karena sektor pertanian tidak begitu terkena dampak covid-19. Tuturnya
Oleh karena itu, pemerintah harus menyiapkan strategi, agar para pemuda tertarik untuk bekerja di sektor pertanian, karena kondisi petani saat ini kalau dilihat dari sisi umur mereka sudah memasuki usia senja yang artinya bahwa tidak lama lagi mereka akan pensiun. Ujar mahasiswa Agribisnis Unismuh tersebut. (Raf)